Mohon tunggu...
Nugroho Angkasa
Nugroho Angkasa Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pemilik Toko Online di Dapur Sehat dan Alami, Guide Freelance di Towilfiets dan Urban Organic Farmer. Gemar Baca dan Rangkai Kata untuk Hidup yang lebih Bermakna. Blog: http://local-wisdom.blogspot.com/.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mutiara Pulau Dewata

27 September 2010   08:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:56 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dimuat di Suara Pembaruan, Minggu/21 Desember 2008

Judul : Tri Hita Karana
Penulis: Anand Krishna
Penerbit: Koperasi Global Anand Krishna
Cetakan: 1, Oktober 2008
Tebal : XVI + 99 Halaman
Harga : Rp 22.000

"Semoga buku yang mengulas tentang harmonisasi kehidupan melalui konsep "Tri Hita Karana" dapat memberikan pemahaman dan pemaknaan kepada kita semua betapa penting keharmonisan hidup dalam mewujudkan Bali yang Jagadhita." (Made Mangku Pastika - Gubernur Bali)

Pada milenium ketiga ini, ada baiknya anak bangsa menggali kembali kearifan lokal. Nilai-nilai keutamaan yang menjadi pedoman prilaku para leluhur, sekaligus fondasi kokoh peradaban Nusantara pada masa Sriwijaya (abad 7) dan Majapahit (abad 14). Ironisnya, penjajahan sistemik selama berabad-abad turut mengaburkan ingatan kolektif putra-putri Ibu Pertiwi. Kini mereka malah menelan mentah-mentah budaya asing yang tak sesuai dengan DNA orang Indonesia.

Dalam konteks inilah Anand Krishna mencoba mengapresiasi budaya asal Nusantara, mutiara Pulau Dewata: Tri Hita Karana. Aktivis spritual tersebut mengulasnya dalam bentuk esai panjang. Sejatinya didedikasikan bagi perhelatan akbar Ubud Writers' Festival pada bulan Oktober 2008 silam. John M. Daniels dari Bali Update (www.balidiscovery.com) mengeditnya secara apik, sehingga layak untuk dibaca khalayak ramai.

"Tri" berarti tiga.  Struktur sel makhluk hidup terdiri atas  3 atom, yaitu proton, elektron, dan neutron. Manusia juga memiliki tiga lapisan kesadaran, yakni badan (body), pikiran (mind), dan jiwa (soul). Bahkan PBB menjadikan angka 3 sebagai emblem solusi pemanasan global (global warming). Tepatnya berupa "mantra" 3 R: Reduce, Reuse, and Recycle alias kurangi, pakai lagi, dan daur ulang.

Kemudian, "Hita" sinonim dengan kemuliaan (welfare). Sedangkan "Karana" mengacu pada the cause-effect alias mekanisme hukum sebab-akibat. Cepat atau lambat mansia pasti menuai apa yang ia tanam. Dalam masyarakat Bali trinitas laku tersebut lebih dikenal dengan istilah Parahyangan, Pawongan, dan Palemahan (halaman xv).

Budaya

Pemahaman baru atas kata "Budaya" (halaman 65) dibeberakan oleh pria kelahiran Surakarta keturuanan India ini. Ternyata istilah tersebut berasal dari dua kata Sansekerta, "Budhi"dan"Hridaya". "Budi"berarti intelegensia dan "Hridaya" sinonim dengan rasa. Sinergi antara "Dimi Awawe"dan "Enaa Kegepe" bahasa Papua alias pikiran yang cerah dan hati yang penuh welas asih niscaya menghasilkan sesuatu yang indah.

Budaya bukanlah tumpukan tulang-belulang, melainkan proses evolusi menuju tatanan yang lebih (magis). Dalam tradisi Kejawen dikenal istilah, "ngelmu kuwi kanti laku." Orang yang berbudaya senantiasa berendah hati dan sudi belajar dari pengalaman ziarah hidup sehari-hari. Senada dengan kegigihan Gandhi dalam bereksperimen dengan kebenaran. Sehingga tak pelak lagi seluruh kehidupan Sang Mahatma menjadi saksi kekuatan ahimsa (non-violence) itu sendiri.

Kata-kata bijak mencerahkan turut membumbui buku ini. Berupa kutipan wejangan yang disajikan di halaman genap. Disertai pula dengan terjemahan versi bahasa Inggris, sehingga sungguh bisa menjadi sumbangsih bagi peradaban manusia baru. Misalnya, pada halaman 74 berbunyi, "Memayu hayuning pribadi, memayu hayuning kulawarga, memayu hayuning sesama, memayu hayuning bawana..." - "Do good unto yourself, your family, fellow living beings, and entire world. Terjemahan bebasnya ialah, "Berbuatlah baik bagi dirimu, keluarga, sesama titah ciptaan, dan seluruh kosmos"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun