Mohon tunggu...
Rahmat Nugraha
Rahmat Nugraha Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Keep Learning and Struggling | MantanMahasiswa | www.rahmatnugraha.net | contact : email@rahmatnugraha.net

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Petani yang Berhasil, Berhasil Men-Sarjana-kan Anak-anaknya

17 Januari 2012   02:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:47 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_156086" align="aligncenter" width="512" caption="perjalanan menuju Gapoktan /dokPribadi"][/caption] Perjalanan kami (rahmat, Tika, Ahmad, Meri dan Ana) diawali dengan naik angkot dari kampus IPB dramaga-bogor, kemudian naik angkot jurusan leuwiliang dan di pertigaan camplang naik lagi angdes (angkutan pedesaan) menuju kelurahan situ Udik. perjalanan  ini kami lakukan tahun lalu yang merupakan sebuah rancangan untuk melaksanakan program dari kampus dengan nama IPB go Field. Masih Saya Pegang, kertas lusuh yang berisi peta lokasi tempat Go Field untuk kami kunjungi selama 1 bulan. Yah kertas itulah yang mengantarkan kami dengan lama perjalanan 2 jam menemukan tempat itu, sebuah rumah sederhana yang memiliki teras luas dengan dihiasi berbagai keindahan tanaman yang dengan sengaja ditanam bunga-bunga yang alami oleh pemiliknya. lingkungannya pun nampaknya masih sedikit merasakan keanehan ketika tatkala kami berdiri di depan rumah itu rumah yang bertuliskan "Gabungan Kelompok Petani BERSAMA", "Punteun" yang berarti ucapan pembuka ketika mau bertamu kepada orang-orang sunda pun, kemudian memecah keadaan keanehan warga-warga yang sedang asyik menjemur padi depan rumah mereka. kemudian ucapan salam terlontar dari kami semua kepada pemilik rumah. Nah, setelah itu keluarlah dengan menjawab sapaan kami seorang ibu yang sudah tua berperangai santun dan loyal, "Ada apa ya? Ingin bertemu dengan siapa?.............begitulah awal ditanya dan menjelaskan tentang maksud kami mengadakan kunjungan kesana, hingga akhirnya dari percakapan itu mengawali pula keakraban kami dengan beliau. Industri Rumahan yang Kreatif Setelah bercakap-cakap kami pun diperlihatkan ke dapur untuk melihatHome Industry business Kelompok Wanita Tani (KWT) Teratai, di Cibungbulang Bogor yang merupakan bagian dari Gabungan kelompok Tani BERSAMA. dan saya hanya bisa tercengang dan takjub. karena ternyata integrasi organisasi yang merupakan bagian perangkat desa ini sungguh luar biasa dan memberdayakan warga sekitarnya terlihat dari sebagian masyarakat yang mulai terberdayakan dengan menjadi penjual dan bahkan masyarakat menjadi penyedia bahan-bahan untuk olahan produk yang dibutuhkan oleh KWT ini. Di depan kompor gas ada 2 Orang wanita paruh baya dan ternyata adalah karyawan home industri ini. mereka sedang mengoreng. sementara 3 orang lainnya sedang asyik mengolah bahan makanan yang akan dijadikan produk akhir Home Industri ini. ada yang sedang mengupas, ada yang sedang meracik bumbu dan ada juga yang sedang melabel hasil produk jadi yang mau dipasarkan. karyawannya sangat bersemangat lho untuk mengolah bahan makanan (ada singkong, Ubi, Pisang, dan Daun Bayam) yang semuanya itu adalah produk pertanian. Pertemuan pertama kami dengan pekerja ini disapa dengan sapaan hangat mereka dan mereka menyajikan makanan hasil olahan yang kelompok tani ini produksi. dan seperti biasa karena perjalanan yang lama tadi, kami pun langsung tanpa malu-malu mencicipi pangan-pangan olahan yang telah disediakan (biasa mahasiswa :D). [caption id="attachment_156087" align="alignnone" width="576" caption="sesekali kita pun membantu mereka/dokpribadi"]

13267675072031438072
13267675072031438072
[/caption] Ada Foto yang Membanggakan Ketika mengarahkan mata ke dinding ruangan tamu, saya pun terpukau dengan Foto-Foto yang dipajang. Ada 4 Foto putra kebanggan beliau yang telah sukses meraih pendidikan di bangku Universitas dan telah menyelesaikan perkuliahan. dan beliau pun mengutarakan masing-masing sejarah anak-anaknya, sampai akhirnya sekarang smuanya sudah bekerja sesuai bidangnya masing-masing, Sementara 1 foto lagi adalah foto putrinya yang hanya bisa melanjutkan pendidikan sampai SMA tapi menikah dengan pengusaha :D. Terbersit dalam pemikiran saya “Betapa besar perjuangan Keluarga ini untuk meningkatkan Nilai-nilai pendidikan dalam keluarganya sehingga ke 4 putranya bisa melanjutkan pendidikan tinggi". Keluarga Saya Saja yang sekarang sedang mensekolahkan 2 anaknya, nampaknya berjuang keras, apalagi menyekolahkan 4 anak. Sungguh Luar biasa memang keluarga Ini. Jika dibayangkan di era pendidikan dulu untuk Pendidikan Tinggi yang masih bisa dijangkau dan dinikmati oleh kalangan menengah ke atas, hal ini tidak serta merta menghadang semangat keluarga ini. Keluarga ini telah membuktikan bahwa dengan niat yang bulat serta optimisme yang benar. mereka mengakui bahwa pendidikan itu penting, dan sehingga bekal anak-anaknya untuk mendapatkan pendidikan tinggi memang harus diperjuangkan sekali-pun "Kita Petani" yang secara Formal tidak memiliki pendidikan yang tinggi tutur bapak dan ibu yang sekaligus menjadi tokoh masyarakat di lingkungan warga sekitarnya. memang yang membuat pemikiran keluarga petani ini bisa luas tidak lain dan tidak bukan karena sering silaturahmi dengan banyak orang, mengakses pertemuan-pertemuan di tingkat desa, kabupaten, bahkan sempat menjadi nominasi Kelompok Tani terbaik se Jawa Barat (Saya pun melihat banyak penghargaan yang telah mereka dapatkan dibidang pengelolaan Kelompok Tani di kumpulan Dokumen-Dokumen sertifikat dan piala yang berhasil mereka dapatkan yang sengaja mereka simpan dengan rapi), selain itu banyak yang berkunjung dari penyuluh-penyuluh yang sedang melakukan penelitian ke Rumah beliau bahkan mahasiswa yang sedang KKN pun sering hilir mudik memasuki rumah ini (yang sekaligus sekretariat Kelompok Tani) dan dengan seperti itu, keterbukaan beliau dan keramahtamahannya saya yakin informasi Up-to date pun mereka terima langsung mengenai ke-uptodate-an di luar lingkungan mereka. sehingga makna pendidikan, perkembangan zaman yang mereka lihat dang dengat memang sangat dibutuhkan untuk membangun diri bahkan keluarga mereka. Satu Bulan Membawa Hikmah Satu bulan lamanya di tempat tersebut kami tinggal, Kunjungan ini dilakukan dalam rangka Go Field IPB 2010, dengan membawa program membantu masyarakat dalam hal program Perijinan –Industri Rumah Tangga. Kami pun dari hari ke hari selama proses untuk berjalannya Perijinan PIRT- produk keripik pisang KWT ini mengamati setiap aktivitas yang dilakukan warga desa situ udik. Banyak pelajaran yang kami dapatkan, khususnya saya dari setiap pesan dan amanah dari Ibu dan Bapak Ketua Gabungan Kelompok Tani Bersama, dan UKM Wanita Tani Teratai. “HARAPAN BESAR MEREKA TERHADAP PERTANIAN, SARJANA PERTANIAN, OPTIMISME AKAN PRODUK PERTANIAN, SAMPAI PEMBERIAN MASUKAN ASPEK ROHANI YANG TENTUNYA MENJADI NILAI TAMBAH TERSENDIRI” . [caption id="attachment_156093" align="aligncenter" width="235" caption="Foto Bapak Lamsuni Ketua Gapoktan/docPribadi"]
1326768790949820991
1326768790949820991
[/caption] Mengenai keberhasilan menyekolahkan ke empat putranya, tidak hanya faktor dari keluarga itu sendiri, melainkan faktor dari anak-anaknya yang memiliki pemahaman, niat tulus dan memiliki keinginan untuk mendapatkan pendidikan tinggi, Ibu bilang nya “Upami gaduh pendidikan anu luhur mah, pamikiran barudak teh gede oge geuning, sareng aya panggilan tina jiwa kanggo ningkatken darajat masyarakat didieu”. (“Kalau punya pendidikan tinggi, pemikiran putra kami juga besar. Juga, ada panggilan hati untuk meningkatkan derajat masyarakat disini”) Jika menggali sejarah, KWT Teratai telah berdiri sejak tahun 2001 mempunyai jenis kegiatan sebagi berikut: Pertama, Mengadakan pertemuan rutin kelompok tiap satu bulan sekali, Kedua, membudidayakan tanaman keluarga. Ketiga, memproduksi dodol ubi jalar. Keempat, memproduksi keripik pisang. Kelima, memproduksi keripik singkong. Keenam, memproduksi jeli jagung manis. Dan yang terakhir memproduksi onde onde ubi jalar. Setelah melihat data yang ada di lapangan, seharusnya produk UMKM (salah satu contohnya produk-produk KWT Teratai) dapat membanjiri pasar-pasar yang ada di Indonesia, baik pasar tradisional, pasar modern, hingga ritel, mengingat jumlah produknya yang sangat banyak. Namun, kenyataan yang terjadi saat ini sangat berbanding terbalik. Produk UMKM yang sudah masuk di supermarket sekitar 15 persen dan Produk UMKM sangat jarang ditemukan di pasar-pasar tradisional. Keadaan ini sebagian besar didominasi ketidaktahuan pemilik UMKM mengenai standardisasi suatu produk mampu memasuki pasar modern atau ritel. Selain itu, Pemasaran selalu menjadi kendala bagi pengusaha kecil dan menengah dalam mengembangkan usaha. Sehingga meskipun produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang bagus tetap saja tak membuat mereka leluasa bermain di pasaran modern seperti supermarket maupun hypermarket. oleh karenanya, aspek peningkatan Value Added dari Produk Pertanian memang harus diprogramkan, agar produk pertanian bisa bersaing di pasar local maupun global. Oleh karena pada kesempatan satu bulan untuk sosialisasi PIRT, kami ingin meningkatkanValue Added untuk produk pertanian yang diproduksi oleh kelompok ini. Dan Alhamdulillah, saran kami pun diterima oleh KWT mengenai aspek Pemberian Merk, melakukan aspek Legalitas dengan Perijinan Industri Rumah Tangga, berbagi pengetahuan tentang pemasaran serta peningkatan optimalisasi kebersihan, Kontrol Kualitas produk dalam setiap proses pembuatan Produk-produk yang diproduksi. yah itung itung mempraktikan ilmu yang telah kita dapat tutur teman-teman saya dengan sumringah :D Mereka Sekarang... setelah program Go Field ini terlaksana, saat kunjungan beberapa pekan lalu ke tempat Gabungan Kelompok Tani Bersama, saya melihat perbedaan yang mencolok, Alhamdulillah jang, ayeuna mah produk-produk ibu teh tos tiasa dijual di pasar leuwiliang, di kios pak lurah sareung seeur oge nu pesen lewat telepon" artinya: "Ahlamdulillah nak, sekarang produk-produk yang ibu produksi telah bisa di jual di pasar leuwiliang di kios punya pak lurah, selain itu juga banyak yang suka pesan produk-produk lewat telepon" disamping itu pula jumlah orang yang menanam bahan-bahan untuk pengolahan produk semakin banyak, sehingga warga banyak yan produktif dan memiliki keoptimis-an dalam bertani. [caption id="attachment_156092" align="aligncenter" width="314" caption="foto bersama warga/dokpribadi"]
13267681661835020517
13267681661835020517
[/caption] saya pun saat kesana merasakan kebahagiaan yang serupa dengan ibu dengan akhirnya walaupun sedikit yang kami berikan namun dapat bermanfaat bagi mereka. dan seperti biasa sebenarnya saya kesana adalah sambil refreshing untuk melihat indahnya alam terbuka disela kuliah yang sudah selesai sebelum agenda pulang kampung liburan UAS di kampus tercinta. :D

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun