Mohon tunggu...
Nugraha Wasistha
Nugraha Wasistha Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas

Penggemar bacaan dan tontonan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

The Girl, The Doll, and The Zombie

11 Oktober 2021   10:16 Diperbarui: 30 Oktober 2021   21:09 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diolah dari Pixabay

Walau interiornya ditata seperti rumah biasa, tidak bisa menutupi kenyataan bahwa tempat itu adalah bunker pertahanan yang terkesan klaustrophobik. 

Meski demikian, di salah satu ruang yang dijadikan kamar tidur, seorang gadis kecil bernama Kartini sedang asyik bermain dengan boneka Spongebob-nya. Di ranjang terbuka buku tentang seni bela-diri aikido.

"Jadi kalo Squidwad menyerang kamu, biarin saja," kata Kartini pada boneka Spongebob-nya. "Kalo udah deket, kamu pegang tangannya," Kartini memegang tangan bonekanya, "lalu diputer begini," dia mengayunkan boneka itu sampai terlempar ke udara, tapi dengan cekatan ditangkap dan dipeluknya erat-erat. Kartini cekikikan. "Ih, jangan marah dong. Aku kan cuma becanda. Jangan khawatir. Nanti kalau Squidwad bener-bener datang, aku akan menjagamu. Aku janji deh, Spongebob."

Terdengar suara perut yang keroncongan. Kartini menengok jam dinding. Hampir pukul sebelas siang. "Iya nih, aku lapar. Kamu juga kan? Gak tahu kok Mama lama belanjanya. Biasanya udah pulang jam segini. Kita masak sendiri saja, yuk." Kartini pun menuju ke dapur sambil menggendong Spongebob dengan selendang. 

Mereka melintasi ruang tengah yang penuh dengan tumpukan senjata. Dari UZI sampai RPG-7. Ada setumpuk koran di sudut. Tertera tahunnya 2031. Head-line yang terbaca adalah 'WHO warns of the global surge in undead cases' dan juga 'Menkes: negara kita masih aman dari wabah zombie'.

"Kita masak sarden saja ya, Spongebob. Yang lain habis. Enak kok masakan bikinanku. Tinggal tambah..." Kartini berhenti bicara. Dia mendengar suara dari gudang bawah tanah. Penasaran, Kartini pun berusaha membuka pintunya yang terletak di lantai dapur. 

Tapi pintu tingkap itu terlalu berat. Kartini pun mengambil linggis di sudut. Diletakkannya satu bangku rendah dekat pintu tingkap. "Mama cerita ada kakek namanya Archimedes, Spongebob. Dan kakek ini percaya dia bisa menggeser dunia pakai tuas. Tahu apa itu? Ya seperti ini..." Memanfaatkan bangku sebagai titik tumpu, Kartini mengungkit pintu tingkap dengan menggunakan linggis. 

Pintu itu pun bergeser dan memperlihatkan lubang menganga di bawahnya. Juga deret anak tangga. Naas! Saat Kartini membungkuk, boneka Spongebobnya jatuh ke dalam lubang. Menghilang di kegelapan.

"Spongebob!" Kartini menjerit kaget. Dia tatap kegelapan di bawah dengan pandangan ketakutan, lalu menoleh kiri-kanan dengan panik, mencari pertolongan yang tak pernah ada. "Spongebooob...." suara Kartini berubah memelas. Dia menangis. Tersedu-sedu. 

Tapi kemudian, seolah teringat sesuatu, dia berhenti menangis. Tubuhnya ditegakkan. Ditariknya nafas dalam-dalam sebelum berkata, "Ja...jangan takut, Spongebob...aku..aku akan menolongmu....aku sudah janji!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun