Mohon tunggu...
Nugraha Wasistha
Nugraha Wasistha Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas

Penggemar bacaan dan tontonan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

The Girl, The Doll, and The Zombie

11 Oktober 2021   10:16 Diperbarui: 30 Oktober 2021   21:09 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diolah dari Pixabay

Kartini buru-buru berdiri, membuang selendangnya, lalu lari ke ruang tengah. Terdengar suaranya menggeratak barang-barang sebelum tergopoh-gopoh kembali ke pintu tingkap. Tangan kanannya sekarang menggenggam pistol. Dia masukkan pistol di saku celana, lalu mulai turun tangga menuju kegelapan di bawah sana. 

Cukup melelahkan, karena tangga itu tidak dirancang untuk kaki anak kecil. Kartini harus memanjangkan kaki agar bisa menjejak tangga selanjutnya. Tanpa disadari, pistolnya mulai menggelincir dari saku yang kekecilan, dan akhirnya jatuh! Hilang di kegelapan. Kartini ragu-ragu. Terus atau balik? Ini sudah setengah jalan. Akhirnya dia memutuskan terus turun ke bawah.

Terengah-engah, Kartini akhirnya menginjakkan kaki di gudang bawah tanah. Dia menemukan saklar di dinding dekat tangga, menekannya, dan terdengar bunyi seperti hubungan arus pendek ketika sebuah lampu pijar menyala di langit-langit. Tapi nyalanya suram, berkedip-kedip pula. 

Kartini memperhatikan sekeliling. Tempat itu dipenuhi barang-barang. Ada lemari tua di sebelah peti-peti berat yang ditumpuk sampai langit-langit. Lalu ada pula kaleng, botol, serta tabung gas kosong. Dan sarang laba. Di mana-mana sarang laba-laba.

Kartini tidak menemukan pistolnya. Tapi dia lega melihat bonekanya tergeletak tak jauh, tepat di atas penutup saluran pembuangan limbah. Kartini melangkah menghampiri - tapi mendadak berhenti. Suara itu didengarnya lagi. Dan sekarang dia tahu asalnya dari mana. Ternyata dari dalam saluran tersebut!

Kartini bimbang. Maju mundur. Boneka Spongebob-nya tinggal sejangkauan. Tapi suara itu juga makin keras dan terdengar menyeramkan. Krak-kruk-krak-kruk. Seperti suara tulang bergesekan dengan logam. Kartini menarik nafas. Membulatkan tekad. Dia maju, berlari, dan nyaris berhasil menjangkau bonekanya ketika penutup saluran itu disentak dari bawah.

 Sebentuk tangan yang tinggal tulang-belulang menjulur keluar. Sebentar kemudian, seluruh tubuhnya menyusul terlihat. Sesosok zombie yang mungil. Rupanya masih kanak-kanak juga. Tubuhnya tinggal tengkorak dan kerangka bersalut kulit. Dia menoleh ke sana-sini. Tapi Kartini sudah menghilang.

Ternyata gadis itu sempat lari dan sembunyi di dalam lemari. Dari celah pintunya, dia bisa melihat zombie cilik itu berdiri sambil memandang sekeliling dengan sikap ingin tahu. 

Kartini belum pernah melihat zombie sebelumnya. Tapi karena makhluk itu berkepala plontos, bertubuh kurus kering, dan berwarna kehijauan, dengan polos Kartini serta-merta bergumam, "Squidwad!"

Tiba-tiba si zombie cilik mengendus-ngendus, seperti membaui sesuatu. Matanya langsung tertuju pada boneka Spongebob yang tergeletak di lantai. Dia mendesis dan memungutnya. Diendus-endusnya sekali lagi. Ada bau manusia yang lezat di boneka tersebut. Itu membuatnya kebingungan. 

Dibolak-baliknya boneka itu, lalu garuk-garuk kepala. Persis ketika dia mau mencoba menggigitnya, Kartini menjerit tertahan. Tapi zombie cilik itu mendengarnya! Dia mendesis ganas, lalu celingukan sana-sini, sebelum pandangannya lurus tertuju ke lemari tempat Kartini sembunyi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun