Mohon tunggu...
Nugraha Wasistha
Nugraha Wasistha Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas

Penggemar bacaan dan tontonan

Selanjutnya

Tutup

Politik

SEBUAH PELAJARAN BERHARGA DARI PRESIDEN TRUMP

9 Januari 2021   00:11 Diperbarui: 11 Maret 2021   20:11 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dikutip dari Pxhere

Republik Pisang atau 'Banana Republik' adalah sebuah sindiran terhadap pelaksanaan demokrasi yang serba kacau di negara-negara amerika latin.

Senator Partai Republik Mike Gallagher berpendapat senada. "Kita sekarang baru menyaksikan kekacauan ala republik pisang di Capitol Hill.'

Para pendukung setia Trump sendiri berbalik arah menyaksikan penyerbuan tersebut.

Tom Cotton, senator Arkansas yang merupakan pendukung setia Trump, seperti dikutip Bloomberg, menyatakan, "Sudah saatnya presiden untuk menerima hasil pemilu, berhenti menghasut rakyat Amerika dan mendorong kekerasan massa."

Dikutip media yang sama, Senator Kelly Loeffler yang berencana menentang pengesahan kemenangan Joe Biden, mengatakan nuraninya tidak lagi mengijinkan dia meneruskan rencana itu setelah melihat kebrutalan yang terjadi.

Bahkan tokoh-tokoh yang selama ini gigih membela Trump juga berpendapat senada.

William Barr, Jaksa Agung yang baru mengundurkan diri, seperti dikutip Associated Press, menyebut itu sebagai "Pengkhianatan terhadap jabatannya sendiri."

Senator Lindsey Graham yang sampai saat terakhir sangat vokal mendukung Trump menolak hasil pemilu, dalam pernyataan resminya, mengatakan, "Presiden sudah terlalu jauh dengan menghasut massa untuk menyerbu konggres."

Mungkin Trump lupa bahwa dalam Kitab yang cuma dia pakai berfoto itu terdapat kalimat yang sangat relevan untuk menilai tindak-tanduknya.

"Jangan menghakimi, supaya kamu jangan dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi. Dan ukuran yang kamu pakai mengukur, akan diukurkan kepadamu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun