Mohon tunggu...
Nuya
Nuya Mohon Tunggu... Lainnya - nu'aim khayyad

Madridista dan penghafal ayat kursi..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pak Gubernur Berkisah, Saya Mengambil Hikmah

4 Juli 2020   07:56 Diperbarui: 4 Juli 2020   08:05 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Fanpage Bang zulkiefliimansyah

Jika perkataan keluar dari hati, maka ia akan berpengaruh terhadap hati. Demikian nasehat bijak dari sayyidina Ali ra.  Dari sekian banyak nasehat atau  tausiyah yang pernah saya dengar, satu yang bertahan paling lama dihati yaitu nasehat dari seorang doktor,  Pak Zulkifliimansah. Bahkan, sudah lama berlangsung sebelum sah disebut Pak Gubernur.   

Bukan karena Pak zul (sapaan beliau) seorang doktor, tapi lebih pada apa yang dinasehatkan. Sejatinya dari siapapun nasehat itu, selama bermanfaat bagi kita – ambillah !. Hendaknya jangan melihat siapa yang berbicara, tapi lihatlah apa yang dibicarakan, adalah kalimat bijak yang kerap menghias dinding-dinding medsos dan perkataan baik dari orang-orang baik pula.   

Kala itu bulan puasa dalam suatu mimbar jum’at, dengan gaya bahasa santun,  tidak berapi-api seperti kebanyakan para muballigh. Bawaannya sederhana dan begitupun yang keluar dari lisannya, pun mudah dipahami.         

Setelah muqaddimah, mulailah pak Gubernur berkisah tentang seorang Duta Besar (Dubes) yang ditugaskan ke negara Eropa. Namun hanya dua tahun sang  Dubes bertugas kemudian ia dipanggil kembali ke negaranya. Kendati waktu yang pendek namun ia mendapatkan banyak pengalaman.

Salah satu pengalaman Pak Dubes yang berkesan, ia memiliki seekor anjing. Pak Dubes yang penyayang binatang ini memelihara dan membesarkan layaknya seorang anak. Maka ketika panggilan untuk kembali kenegaranya, ia pun tak lupa membawa serta kesayangannya. 

Namun saat  tiba di bandara, oleh otoritas maskapai penerbangan tidak mengijinkan menaikan hewan peliharaan dalam pesawat. Entah karena alasan kelengkapan dokumen atau sebab alasan lain sehingga tidak diperbolehkan. Dan dengan sangat kecewa, binatang ini pun ditinggal di bandara.

Berangkatlah sang tuan menuju negara asal. Apa yang terjadi sepeninggal tuannya ? makhluk Tuhan ini tak pernah beranjak dan pergi dari bandara. Nah beruntungnya, pihak bandara pun tak pernah melarang hewan kesayangan Pak Dubes untuk tetap di bandara. Lalu apa yang dilakukannya selama di bandara ?   

Setiap kali pesawat mendarat, binatang  ini memandang dari kejauhan berharap agar sang tuan segera menjemputnya. Hal itu terus dilakukan, begitu terdengar deru mesin pesawat, segera ia mengamati, barangkali  saja sang tuannya yang tiba.

Tuan yang ia tunggu-tunggu, dari semenjak kepergiannya berharap ada di antara salah satu penumpang. Namun yang dinanti-nanti tak kunjung hadir hingga berminggu-minggu. Rupanya Tuhan menakdirkan lain, binatang ini pun menemui ajalnya dalam saat-saat penantiannya.  

Salah seorang petugas bandara yang kebetulan mengenal sang dubes, menghubungi melalui ponsel. memberitahukan kepergian binatang kesayangannya. Lalu dengan sangat penasaran bertanya kepada pak dubes “ Wahai tuan, apa yang telah tuan lakukan dengan sahabatmu ini sehingga ia begitu taat padamu ?”  ia tak pernah beranjak disini hingga ajal menjemputnya. Ia menantimu setiap hari.”  

Sang Tuan menjawab “ saya memelihara dan rutin memberikannya makan dan minum. Iya, hanya makan  dan minum dan memberikannya kenyamanan, itu saja. “

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun