Mohon tunggu...
Nuansa Garini
Nuansa Garini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Arab Al Azhar Cairo

Lahir di Bandung, dibesarkan oleh lembaga-lembaga pendidikan yang baik di Gontor Putri dan Universiitas Al Azhar Cairo

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pelarian

28 Juli 2021   05:24 Diperbarui: 28 Juli 2021   05:45 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di antara matamu yang diam dan damai

Dan jiwaku yang resah dan tak sabar aku melihat pelarian

Daripada kehancuran dan kekeringan,

daripada air darah yang dihisap anak menjadi kehilangan.

Atau kuambil waktuku untuk berlari, memasukan kehidupan ke dalam perutku dan kecut asam kepada indraku.

Kemudian kepada kesakitan, menelusup dengan angin meraba kabarmu, 

mengintipnya melalui jendela, dan kembali dengan serpihan kaca. 

Menjadi hilang atau menjadi hancur, yang mana jalanku?

Al Maqdis Alqabary

Distrik Tujuh

Cairo

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun