Mohon tunggu...
NUAH PERDAMENTA TARIGAN
NUAH PERDAMENTA TARIGAN Mohon Tunggu... Arsitek - Faculty, Activist, SocioEntrepreneur,Architect

Dr. Ir. NUAH P. TARIGAN., MA., (Dr – Cross Cultural Studies -STTLB dan DRM/ PhD) Cand. Faculty/ Lecturer - Character Building Development Center, Computer Science Department, School of Computer Science - Bina Nusantara University - Jakarta, Indonesia Architect - Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Membership since 1995 - No 4673 952 100 Activist - www.pedulidisabilitas.org

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar Toleransi Hati di antara Pengungsi Sinabung Tanah Karo Simalem

20 Juli 2015   08:56 Diperbarui: 20 Juli 2015   08:56 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Toleransi"][/caption] Betapa menyedihkan hati, bahwa masih banyak anak bangsa kita ini yang masih ingin melakukan tindakan kekerasan yang sangat merugikan bagi semua pihak itu! Momen yang baik dan berbahagia seharusnya kita pakai untuk melakukan yang terbaik pula, bukan melakukan yang merugikan bagi setiap orang, sungguh sangat disayangkan masih banyak dari kita semua ini tetap membawa rasa emosi yang begitu kuat untuk saling menghancurkan antar sesama, padahal kita ini diciptakan dengan proses yang sama dan darah kita juga berwarna merah ! Cerita tentang Sinabung memang tidak akan habis-habisnya, penderitaan fisik dan jiwa bahkan hati tidak membawa mereka untuk saling merusak, kita harus belajar dari mereka supaya yang terbaik yang kita berikan bagi Indonesia. Tersentuh hati saya dengan ungkapan seorang pengungsi yang berkata demikian, disebuah koran yang bernama republika: Dia dan warganya tidak masalah dengan semua itu. "Toleransi kami tidak berbentuk kesepakatan ini-itu yang ruwet dan memerlukan materai, ditempel, disegel, ditandatangani beramai-ramai," katanya bangga. "Kami yakin selama saling mengerti, semua akan baik-baik saja. Toleransi itu bukan di sini (sambil memegang bibir), tapi di sini (sambil menunjuk dada)," tegasnya menutup pembicaraan.

Yah ini lah yang harus kita pelajari, kenapa mereka masih bersilang kasih diantaranya, dan itu sebenarnya ada disetiap suku bangsa kita ini, gotong royong, empati dan saling mencintai, sehingga tergambar dalam tingkah lakunya. Ketulusan itu bukan dilihat dari apa apa, hanya Hati kita belaka, oleh karena itu, marilah kita buang sikap dan persepsi negatif, bangunlah kesadaran kita secara pribadi, bahwa kita ini memang dari sejak di janin sudah berbeda, hanya kita perlu menyadari bahwa kita semua hidup dibawah matahari yang sama, menghirup oksigen yang sama, dan bertumpah darah yang sama, jagalah ke Indonesiaan kita dan kearifan lokal kita, berdamai pada diri sendiri dan alam lingkungan dan terutama sesama, semoga Sinabung akan pulih secepatnya dan Indonesia MAJU menuju cita cita Bapak Bangsa kita dan kita semua! Amin.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun