Mohon tunggu...
I Nyoman Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen Kimia Undiksha - Hoby menanam anggur

Jalan jalan dan berkebun

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ragi yang Bisa Mengendus Racun: Revolusi Biosensor Berbasis Yeast

15 Mei 2025   14:58 Diperbarui: 15 Mei 2025   18:39 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber :animalia-life -club 

Bayangkan makhluk mikroskopis yang biasa digunakan untuk membuat roti mengembang dan bir berbuih, kini berevolusi menjadi penjaga lingkungan, pengawas kesehatan, bahkan detektor senyawa beracun. Inilah kisah mengejutkan namun nyata dari ragi -- Saccharomyces cerevisiae -- yang tengah bertransformasi menjadi biosensor canggih dalam dunia bioteknologi.

Biosensor berbasis yeast (ragi) adalah alat biologis yang menggabungkan organisme hidup dengan teknologi deteksi modern. Artikel ilmiah "Yeast-Based Biosensors: Current Applications and New Developments" menyoroti potensi luar biasa dari biosensor jenis ini, mulai dari memantau polutan lingkungan hingga mendeteksi penyakit manusia secara cepat dan murah. Artikel ini akan mengupasnya dalam gaya populer, agar mudah dicerna siapa saja yang tertarik pada sains dan teknologi masa depan.

Apa Itu Biosensor Berbasis Ragi?

Sebelum masuk ke aplikasi-aplikasi mutakhir, mari kita pahami dulu dasar-dasarnya. Biosensor adalah perangkat analitik yang menggunakan komponen biologis untuk mendeteksi suatu zat atau kondisi. Komponen biologis ini bisa berupa enzim, antibodi, atau bahkan sel utuh.

Dalam kasus biosensor berbasis yeast, yang digunakan adalah sel hidup dari Saccharomyces cerevisiae -- ragi yang biasa kita temui dalam proses fermentasi roti dan alkohol. Tapi yang digunakan di sini bukan sekadar ragi biasa. Lewat teknik rekayasa genetika, ragi tersebut diubah agar dapat "merespons" kehadiran senyawa tertentu -- misalnya racun, hormon, logam berat, atau senyawa metabolik -- dengan mengubah warnanya, menghasilkan cahaya (bioluminesensi), atau mengaktifkan sinyal elektrik.

Dengan kata lain, ragi menjadi detektor hidup: ketika "mencium" zat tertentu, ia bereaksi dengan sinyal yang bisa kita baca.

Mengapa Ragi?

Mengapa bukan bakteri atau sel mamalia? Ragi memiliki keunggulan unik:

  1. Sel eukariotik sederhana
    Ragi adalah organisme eukariotik seperti manusia (artinya memiliki inti sel), sehingga dapat mensimulasikan reaksi biologis manusia lebih baik daripada bakteri.

  2. Tahan banting
    Ragi mudah dikembangbiakkan, tahan terhadap berbagai kondisi lingkungan, dan relatif murah.

  3. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Nature Selengkapnya
    Lihat Nature Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun