Mohon tunggu...
LOMBOKios
LOMBOKios Mohon Tunggu... Jurnalis - menjual ide, mencari pahala.

pingin masuk syurga bi ghairi hisab.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kabid Kesmas, Mohon Baca Ulang dan Pahami Suratnya

8 Juli 2017   14:24 Diperbarui: 8 Juli 2017   14:55 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri : Program Swadaya yang Tak Dihargai

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) silahkan browsing atau cari bahan-bahan terkait teorinya. Lalu bagaimana soal terapan?.  Malas menulis dua-duanya. Selain tidak ada anggaran untuk menulisnya sebagaimana ajaran nan pengalaman yang kami terima, "Tidak ada dalam DPA, Tidak ada dalam RKA".

Diposisi yang sama, sepertinya sia-sia juga karena bukti pernah melakukan keswadaayan terkait konsep yang dicita-citakan, namun gagal tapi tetap berlangsung seadanya dan akan diupayakan terus melalui konsep belajar menuju terapan mampu melaksanakan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 84 tahun 2015 dengan harapan semoga melahirkan kader-kader terkait yang peduli terkait terapan yang bukan sebatas karena panggilan anggaran.

 Ada dua surat resmi sudah melayang terkait tulisan ini, ada beragam kegiatan sudah untuk memacunya, bahkan  seringkali ke rumah pejabat terkait untuk menjelaskan dan menunjukkan (diplomasi) keberadaannya, namun apa mau dikata, nasib keinginan sebagai masyarakat untuk berperan serta, terjawab dengan bayangan "mungkin" inilah sebab apatisme merajalela.

Ujung-ujungnya si kecil disalahkan, membuat suara Jurnalisme Warga untuk kepentingan publik ini terkait penjelasan semoga menjadi inspirasi semua pihak. Walau tujuannya untuk sebuah jabatan (bukan perseorangan) dengan jabatan bernama (mungkin Tupoksi) Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat.  

Catatan Jurnalisme warga ini juga berharap manfaat menjadi edukasi untuk Publik terkait upaya memacu terapan UKS di Lombok Timur.  Sebuah catatan sopan terkait hak menyatakan pendapat di muka umum. Catatan yang semoga dinilai dakwah publik khusus untuk tujuan terkait.

Catatan yang semoga membuat belajar merenung dan walaupun agak mustahil bisa untuk itu, jika hanya mengandalkan emosi sesuai suara keluar itu atau mungkin terkait ketahanan budaya kerja yang hanya mungkin untuk mengelola anggaran.



Lalu asal-usulnya gemana sih?

Kami tak perlu menjelaskan dimana awal rencananya, bagaimana prosesnya, bagaimana keberadaannya, bagaimana perjalanannya, karena sesungguhnya sudah sangat jelas. Sangat jelas. Karena banyak orang yang baru tumbuh dalam tupoksi terkait, tapi berusaha keras untuk belajar, berusaha paham, dan mau melaksanakannya.

Lalu bagaimana dengan Tupoksi terkait yang sudah ber-NIP???. (Maaf, untuk yang sudah bagus dan bekerja keras, kami tidak bertanya kepada semua).  

Latar belakangnya baca dan pahami suratnya dan kerangka acuannya. Atau jika ingin mengetahui kendalanya, silahkan survei keberadaan lokasi terkait. Jika merasa pekerja keras, jika mau silahkan survei sekolah se-Lombok Timur yang sedang rindu pembinaan. Atau sesuaikan laporan-laporan program terkait itu agar seminimal mungkin tidak piktif.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun