Mohon tunggu...
N. Setia Pertiwi
N. Setia Pertiwi Mohon Tunggu... Seniman - Avonturir

Gelandangan virtual

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Tiny House" di Indonesia dan Bias Kita Memaknai Harta

27 April 2021   10:45 Diperbarui: 28 April 2021   15:30 3693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiny House - Ilutrasi oleh N. Setia Pertiwi

Sumber: www.livingbiginatinyhouse.com
Sumber: www.livingbiginatinyhouse.com

"Kemewahan" hidup ala tiny house

Kesepakatan sosial yang tercermin pada sosok selebritas, slot trending di Youtube, dan euforia publik lainnya, kini tengah mengarah pada popularitas dan kepemilikan harta. Implikasinya, "kesuksesan" dikuantifikasi menggunakan jumlah kekayaan, subscriber, follower, dan semacamnya.

Kondisi tersebut, sama saja dengan mengukur kemampuan koki, dari jumlah makanan yang mereka buat dalam satu hari. Tepatkah?

Karena itu, untuk memahami "kemewahan" hidup ala tiny house, kita perlu mengubah perspektif. Dari perkara lahir dan kuantitas, menjadi batin dan kualitas.

Berikut ini 7 "kemewahan" hidup ala tiny house, yang sangat berharga dan jarang orang lain dapatkan:

  1. Kesempatan mengenal diri sendiri, karena dengan keterbatasan ruang, kita perlu memilah dan memilih. Apa yang benar-benar kita perlukan, dan dapat membantu kita menjalani hidup setiap hari. Kebutuhan dasar itulah, yang lantas mendefinisikan identitas kita yang sejati.
  2. Dekat dengan alam, terutama yang memilih lokasi terpencil dan menjalankan permakultur. Lagipula, tentu akan bosan, mondar-mandir di rumah mungil dan melihat pemandangan yang itu-itu saja. Jadilah, kita akan lebih terpacu untuk beraktivitas di luar ruangan dan merasakan sapaan alam.
  3. Melepaskan keterikatan, pada benda-benda yang sebenarnya tidak pernah kita pakai, tidak kita perlukan, dan dapat digantikan oleh benda lain yang lebih multifungsi.
  4. Menghemat, baik sumber daya, waktu, anggaran, dan tenaga. Bersih-bersih rumah lebih simpel, biaya perawatan rumah lebih sedikit, tidak kesulitan untuk untuk mencari orang lain, dan ramah lingkungan karena penggunaan sumber daya lebih sedikit.
  5. Terlatih berpikir efisien, karena harus mengatur tata ruang dan penyimpanan yang optimal dari segi fungsi, maupun estetika. Begitu pula, dalam menentukan barang yang layak untuk dimiliki dalam jangka panjang.
  6. Hidup lebih esensial, dengan memiliki segala hal yang benar-benar diperlukan saja. Menimalisir ditraksi dari benda-benda, dan fokus pada urusan-urusan yang lebih berarti, abadi, dan fundamental.
  7. Menyederhanakan kebahagiaan, berupa kedekatan dengan keluarga, live in the moment, dan rasa syukur yang berkelindan.

Sumber: www.livingbiginatinyhouse.com
Sumber: www.livingbiginatinyhouse.com

Manis dan romantis, bukan?

Nah, jika Anda tertarik dengan kehidupan ala tiny house, silakan berselancar di Google, atau menyaksikan kanal Youtube: Living Big in A Tiny House, Tiny House Giant Journey, Tiny House Expedition, Exploring Alternative, dan masih banyak lagi.

Selamat bereksplorasi!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun