Mohon tunggu...
N. Setia Pertiwi
N. Setia Pertiwi Mohon Tunggu... Seniman - Avonturir

Gelandangan virtual

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | [Cemburu] Perempuan yang Menjaring Awan di Bukit Kesepian

3 November 2018   07:00 Diperbarui: 3 November 2018   16:09 1180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku mengangguk, menyelesaikan siratan terakhir. Meraih dahan patah yang kugunakan sebagai penopang jalanku yang gemetar. Wujudnya yang penuh guratan cokelat tua, membuat kami tampak serupa.

Tertatih, aku menuju pohon oak tua di tepi lembah. Kuselipkan jaring hitam putih kelabu di ikat pinggang.

Dengan sisa-sisa kekuatan pada ujung usia, aku memeluk dahan pohon oak yang menjuntai hingga ke tanah. Perlahan merayap hingga ke pucuk yang mampu kuraih.

Tidak sulit, pohon tua renta ini telah berundak di sana-sini. Kurasa, sebelumnya sudah pernah ada nenek-nenek yang memanjatnya dengan tujuan yang sama. Menjaring awan untuk membuat jubah, dan terbang menyusul anak-anaknya.

Lama, waktu memanjang pada kepakan sayap burung gereja.

Sesampainya aku di dahan tertinggi, awan telah berubah warna. Kuning, jingga, keemasan. Jauh lebih memesona daripada siang tadi.

Berkeringat, tanganku yang gentar melepaskan penutup kepala. Angin menerpanya serta-merta. 

Lembut dan hangat. Buaian yang melenakan. Pantas saja Bujang lebih memilihnya daripada aku.

Aku berusaha mereguk kesadaran, namun gagal. Terlalu lelah untuk berdiri dan mulai menjaring awan.

Lamat-lamat, aku menambatkan alam bawah sadar di pucuk oak. Berbicara dengan angin pujaan Bujang.

"Apa kabar, Puan?" Angin lebih dulu angkat bicara. Tak kusangka dia ramah juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun