Mohon tunggu...
N. Setia Pertiwi
N. Setia Pertiwi Mohon Tunggu... Seniman - Avonturir

Gelandangan virtual

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kinanti Sriwedari

30 Oktober 2018   19:27 Diperbarui: 30 Oktober 2018   19:36 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku menggeleng, "Teu nanaon. Mun keselak (Tidak apa-apa. Cuma keselak)."

Aku: Ngopo koe sok-sokan ngarani "abdi bogoh ka anjeun" (Kenapa kamu sok-sok bilang "aku cinta sama kamu" pakai bahasa Sunda?)

Firman: Yo iku ae sing aku tau (ya cuma itu yang aku tahu).

Aku menutup wajahku dengan kerudung. Menahan tawa yang ingin meledak. Kesal, geli, campur aduk jadi satu.

Aku: Sakkarepmu wis, Man. (Terserah kamu deh, Man).

Tanpa menunggu balasan, aku mematikan telepon genggam, memasukkannya ke dalam tas.

Aku menarik napas dalam, dan tersenyum pada lumuran senja di wajah Fauzan dan Kirana.

Semestaku, kini dan nanti. 

Tak akan terganti.

***

N. Setia Pertiwi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun