Mohon tunggu...
Nur Rohmatus
Nur Rohmatus Mohon Tunggu... Sekretaris - Mahasiswi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswi Universitas di Malang Pendidikan Islam Anak Usia Dini '17

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sebelum Ada Ijab dan Qobul, Mereka Tak Perlu Tau Perasaan Kami Sedalam Itu

22 Mei 2019   09:13 Diperbarui: 22 Mei 2019   09:22 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi : Lifehack

Bersyukur untuk siapapun yang bisa mencintai seseorang tanpa harus merasakan patah hati dan cintanya sampai mati. Sebab tak ada luka yang membuat takut, tak ada mimpi yang pernah terbuang percuma, dan tak ada kisah yang hanya berupa cerita. 

Namun, untuk siapapun yang jatuh bangun terhadap cinta, aku tau rasanya hancur dan berusaha membentuk kepingan itu, lagi.

Dewasa ini, kisah percintaan bukan sebagai ajang pamer kebahagian. Bukan pula perlombaan tentang siapa yang paling bahagia terhadap pasangannya. Siapapun tidak pernah tau jodohnya siapa dan bagaimana, tak pernah bisa merancang rencana padahal takdir sudah menunggu lebih dulu. 

Semakin beraneka ragam sosial media, seharusnya menjadi bijak dalam menggunakannya. Memilah milih apa yang orang lain perlu tau dengan yang menjadi privasimu.

Apa kau pernah terluka? Pernah patah hati? Pernah cinta sedemikian rupa namun harus berakhir tanpa ujung yang manis? Sudah jelas bukan, sebab jodoh itu di tangan Tuhan! Jika kau pamer sedangkan belum berujung indah, kekasihmu bukan milikmu. 

Dan ketika kisah berakhir, akan banyak pertanyaan orang-orang yang menanyakan tentang keberadaan mantan kekasihmu. Secara tidak langsung, kau memberi kesempatan untuk orang lain membuatmu mengenang dan menimbulkan luka yang mungkin sudah sembuh.

Bukan maksudnya jalani hubungan rahasia, atau merahasiakan hubungan. Tidak perlu kau merahasiakan apa-apa, sebab tidak ada yang rahasia. Kau hanya perlu mengontrol diri untuk tidak pamer dia atau kisah yang menurutmu romantis ke khayalak ramai. Karena tak ada gunanya menunjukkan yang belum menjadi milik kita seutuhnya.

Status taken yang katanya untuk menghindari 'perselingkuhan' sebenarnya tidak perlu. Jika kau sudah merasa cocok dengan dia, kau tidak lagi membutuhkan orang lain, bukan begitu? 

Lalu jika kau masih mencoba untuk membuka hati dan ternyata tidak cocok, kau tidak menutup kemungkinan orang-orang yang lebih baik untuk datang dan juga mencoba mengisi ruang-ruang kosong hatimu, mana tau bertemu dengan Mr/Mrs.Right.

Dengan tidak mem-publish kisah percintaanmu, kau dapat juga menguji kesetiaan dia, atau mencari tau seberapa dalam modusnya di luar sana. Semua itu mungkin bisa menimbulkan kepercayaan atau tidak, tergantung hasilnya bagaimana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun