Mohon tunggu...
Nur Rohmatus
Nur Rohmatus Mohon Tunggu... Sekretaris - Mahasiswi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswi Universitas di Malang Pendidikan Islam Anak Usia Dini '17

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Biarkan Anak Menjadi "The Leader of Me"

22 November 2018   23:49 Diperbarui: 23 November 2018   00:10 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi : (pxhere.com)

Orang tua memiliki peran penting dalam kehidupan anaknya, tak terkecuali saat mengambil keputusan. Bahkan orangtua sampai memilihkan mainan atau yang lainnya untuk anak, padahal sejak dini anak sudah boleh diajarkan untuk membuat keputusan sendiri. Seperti memilih tas yang akan dibeli untuk sekolah, memilih sepatu untuk sekolah, maupun memilih alat tulis untuk sekolah.

Belajar membuat pilihan sendiri dapat membantu anak menjadi lebih mandiri, bertanggung jawab dan percaya diri. Itulah sebabnya, kemampuan mengambil keputusan menjadi keterampilan penting yang harus diajarkan kepada anak sejak dini. Berikut adalah tips melatih anak mengambil keputusan :

1. Jelaskan pro kontra terlebih dahulu

Cara utama untuk melatih anak mengambil keputusan adalah dengan menjelaskan pro dan kontra di tiap pilihan. Misalnya, jika temannya ada yang berulang tahun lalu apa yang dia lakukan, apakah memberikan kado atau yang lainnya. Jangan lupa juga jelaskan mengapa anak harus turut andil dalam mengambil keputusan, dan juga biarkan anak berusaha mengambil keputusan sampai menemukan kesimpulan.

2. Batasi pilihan

Dalam membuat suatu keputusan, jika anak memiliki terlalu banyak pilihan maka anak akan menjadi terbebani karena tidak ingin menolak terlalu banyak hal. Maka dari itu, orangtua bisa memberikan batasan pilihan pada anak untuk menghindari bimbang dan beri kejelasan juga jika memilih salah satu juga harus berani menerima resiko.

3. Biarkan anak mengambil risiko

Setiap keputusan yang diambil tidak tentu semuanya akan berjalan benar sesuai harapan. Anda bisa membiarkan anak mengambil keputusan dan membiarkannya untuk menerima resiko. Biarkan resiko yang didapat menjadi tanggung jawab keputusan yang ia ambil. Dengan begitu secara tidak langsung anak akan belajar menerima konsekuensi dari keputusan yang dia ambil.

Kunci dari semua itu hanya satu, yaitu biarkan anak memulai semuanya secara bertahap dan perlahan, agar anak tidak merasa terbebani dengan tugas tugasnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun