Mohon tunggu...
Rita Kurniawati
Rita Kurniawati Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Jadikan ikhtiar dan tawakal sebagai katalis untuk mempercepat laju kesuksesan kita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Titip Rindu untuk Ummi

15 Juni 2020   13:49 Diperbarui: 15 Juni 2020   13:46 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua tahun  sudah ummi pergi ke pangkuan sang Khalik. Suatu masa dimana aku merasa keterpurukan yang mendalam karena harus kehilangan orang yang sangat ku cinta, wanita yang begitu berharga dan berjasa dalam hidupku, karena tanpa beliau aku tak akan mampu menghirup nafas kehidupan.

Hari itu, serasa semua anggota tubuhku tak mampu bergerak, bibirku tak mampu berucap, kakiku tak mampu melangkah, tanganku tak mampu menggenggam, hanya rintihan hati dan linangan air mata yang mampu menggambarkan perasaanku saat itu. Ingin menjerit, tapi tak selayaknya, ingin marah tapi pada siapa.

Seandainya aku boleh meminta pada Sang Pencipta, aku masih ingin bersama ummi, karena rasanya masih banyak yang belum aku perbuat untuk semua pengorbanananya selama ini. Tapi apa daya semua adalah Qadarullah, dimana semua orang akan mengalaminya, karena semua yang kita miliki hanyalah titipan - Nya.Hanya kesabaran dan keikhlasan yang harus dimiliki saat takdir Allah SWT itu datang. 

Seperti mimpi di siang hari, karena tak ada firasat apapun saat aku harus menerima ujian ini. Terlebih aku sebagai anak yang paling ragil diantara saudara - saudaraku,yang selama ini paling dekat dengan ummi dibandingkan dengan kakak- kakakku yang lain.

Semenjak ayahku meninggal, saat itu usiaku baru 12 tahun, dan dari saat itu pula ummi memutuskan untuk tidak memilik pendamping hidup lagi hingga akhir hayatnya. Itulah salah satunya aku menjadi anak yang paling dekat dengan beliau, karena sepeninggal ayahku kami hanya hidup berdua, sementara kakak- kakakku sudah memiliki keluarga masing -- masing. 

 Dari beliau aku banyak belajar menjadi seorang ibu yang kuat. Bagiku ummi adalah seorang ibu yang tangguh, dimana dia membesarkan aku dengan segala pengorbanannya, tanpa ada sosok ayah yang mendampinginya , sungguh hidupnya hanya untuk anak -- anak nya terutama aku, bahkan bukan hanya untk anak -- anaknya, melainkan untuk cucu -- cucu nya, karena ummi juga merupakan nenek yang begitu telaten dan sayang pada cucu --cucu nya.

Ini adalah ujian terbesar dalam hidupku, dimana aku betul -- betul merasakan keterpurukan dan penyesalan yang amat dalam.  Terlebih pada saat ummi menghembuskan nafas terakhirnya, aku tak sempat ada disampingnya, karena ummi menghembuskan nafas terakhir dengan begitu tenangnya, seperti sedang tertidur lelap. Mungkin ini salah satu bentuk kasih sayang Allah untuk wanita sebaik ummi.

Sejak saat itu, aku semakin mengerti apa arti seorang ibu untuk anak -- anaknya, tak terlepas aku sendiri sebagai seorang ibu bagi anak- anakku. Dan arti dari kehilangan orang yang sangat kita cintai, merupakan pendewasaan pada diri kita dalam menjalani hidup. Walau terkadang sifat egoku datang, memaksaku menyerah dengan keadaan karena aku merasa tak punya siapa -- siapa, tak ada sandaran untuk kesedihan ini.

Namun aku harus selalu yakin bahwa Allah tak mungkin memberikan ujian diluar kemampuan hamba-Nya, dan aku harus yakin saat tidak ada lagi pundak orang tuaku sebagai sandaran, masih ada sajadah untuk ku bersujud kepadaNya. 

Ummi.... aku belum mampu memberikan apa - apa selama ini, segala kebaikanmu semakin terlihat jelas kala kau telah pergi,semakin aku mengagumimu dan semakin aku merindukannmu.  Sebaliknya, semakin aku mengingat semua kebaikannmu,semakin terlihat keburukanku sendiri yang selama ini merasa belum bisa menjadi anak yang terbaik untukmu.

Namun satu hal yang selalu aku yakin, bahwasanya kasih sayang Allah SWT akan melimpah kepadamu, Dia sebagai pemilikmu akan selalu menjagamu selayaknya kau yang selalu menjagaku tanpa kenal lelah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun