Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

[Embun Kebun] Melodi Kemarau

3 September 2021   06:00 Diperbarui: 4 September 2021   04:14 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarau dan penghujan hadir bergantian. Masing-masing membawa kisahnya. Menikmati setiap musim berdamai dengan alam. Kemarau, jajaran hari tanpa hujan. Cerita dalam melodi kemarau.

Melodi  Kemarau

Indonesia mengenal dua musim yaitu penghujan dan kemarau. Tatanan lama, musim penghujan di rentang okmar Oktober – Maret dan kemarau yang asep alias April – September sering bergeser. Antara kemarau, labuhan, penghujan, mareng saling berkejaran kadang bertumburan.

September kala lama adalah peralihan kemarau ke labuhan, awal transisi ke masa penghujan. Sering dicandra sebagai bulan asat-asating sumber (mata air mengering).  Tampilan pepohonan meranggas, seolah alam bersurat berkirim tanda.

Bagi generasi kami akan terkenang dengan lantunan sendu seraya menadah harap dari lagu Kemarau…. Cerita kemarau dikumandangkan oleh Prambors Band dengan pengarah musik Mochamad Noor Aroembinang.

Tiada ranting yang rimbun, daunpun berguguran. Mata air pun kering, tiada titik embun turun. Saat itu kemarau yang datang, hati gersang dan berdebu. Curah hujan tiada turun membasahi jiwa ini….

Tiada pohon yang rindang, tempat berteduh diri. Air mata pun kering, suara hati pun membisu. Saat itu kemarau yang datang, cita hati t’rasa sendu. Cahya mentari t’rasa panas menyinari jiwa ini…

Ref:  Kapankah mendung datang mengalun, mengusir kemarau kali ini. Tapi sabarlah diri menanti pasti kemarau pergi berganti……

Lirik yang indah bermakna. Melodi yang menyentuh mengikat sukma. Merangkum pernyataan sebab akibat. Sebuah siklus yang utuh, pun selalu ada harmoni saling berpadanan.

Mari tengok bagian refrain. Mendung…. siapa tak kenal, fase ini sering bikin kesal entah ibu rumah tangga penjemur pakaian. Fotografer yang ingin mengabadikan keelokan alam dengan menggambar cahaya. Penjual es yang khawatir pembeli surut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun