Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Catatan Harian, Melongok Cagar Budaya Pegadaian Tempel, Yogyakarta

20 Januari 2021   19:57 Diperbarui: 23 Januari 2021   07:09 1727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cagar Budaya Pegadaian Tempel (Dokumen Pribadi)

Tentunya kita cukup mengenal BUMN pegadaian dengan slogan mengatasi masalah tanpa masalah. Pegadaian memiliki sejarah yang panjang sejak zaman pemerintahan Vereenigde Oost-Indie Compagnie (VOC). Tercatat, tanggal 29 Agustus 1746 pendirian Bank van Leening di Batavia atas prakarsa Gubernur Jenderal Baron van Imhoff.

Proses yang tidak selalu mulus, terjadi perbedaan kepentingan dalam pengelolaan. Per 31 Desember 1799 Bank van Leening diambil alih oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Terjadi perubahan tata kelola semisal jenis barang yang dapat digadaikan dan masa gadai.

Bagaimana dengan lembaga pegadaian di Yogyakarta? Disajikan ringkasan ulasan Himawan Prasetyo, S.S. staf BPCB Yogyakarta. 

Sejarah pegadaian di Yogyakarta bermula pada tahun 1913 yaitu pegadaian Ngupasan dan diikuti pegadaian Lempuyangan. Rentang waktu 1913-1914, berturut-turut didirikan kantor pegadaian (pandhuis) di seluruh wilayah Yogyakarta, termasuk di Tempel.

Pegadaian tidak hanya masalah perkreditan. Sejarah mencatat bahwa kantor pegadaian juga terlibat pada masa perjuangan kemerdekaan. Ada sejarah pemogokan pegawai merespon perbedaan perlakuan terhadap pegawai. 

Terbentuknya Perserikatan Pegawai Pandhuis Bumiputera (PPPB). Bangunan kantor pegadaian Tempel juga menjadi tempat persembunyian pejuang-pejuang RI saat perang kemerdekaan.

Pasca kemerdekaan, kantor pegadaian cabang Tempel beroperasi hingga tahun 2002. Mengalami masa vakum selama 5 tahun. 

Sejak tahun 2007 kantor pegadaian cabang Tempel kembali menjalankan fungsinya sebagai lembaga perkreditan. Menempati bekas rumah dinas kepala cabang pegadaian di sebelah Barat bangunan induk pegadaian cabang Tempel.

Catatan Harian dan Cagar Budaya

Cagar budaya terlahir dari catatan harian. Andai tidak ada pencatatan sejarah pegadaian. Juga peran dan kiprah kantor pegadaian Tempel, bagaimana penelusuran dilakukan? 

Kurasi dari aneka catatan harian dengan metode validasi yang sesuai kaidah cagar budaya menghantar penetapan Cagar Budaya Pegadaian Tempel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun