Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Seni Memanen Air Hujan

9 Januari 2021   18:33 Diperbarui: 10 Januari 2021   04:18 1704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi memanen air hujan (sumber:realestat.id foto: Istimewa)

Memanen air hujan dari atap di Kab Gunung Kidul (sumber: kabarhandayani.com)
Memanen air hujan dari atap di Kab Gunung Kidul (sumber: kabarhandayani.com)
Masyarakat melakukan pemanenan air hujan dengan memanfaatkan seluruh atap rumah sebagai bidang tangkap. Keseluruhan air yang ditangkap dialirkan melalui talang ke wadah penampungan. Bangunan penampungan air bersifat permanen yang digunakan sebagai cadangan air.

Model ini tetap dipertahankan, kini tampungan digunakan untuk kebutuhan rumah tangga non konsumsi. Kemajuan teknologi mampu menaikkan air bumi di tempat tertentu dengan pompa dan disalurkan ke rumah tangga sebagai air konsumsi.

2. Menampung air hujan dalam embung

Model ini pada dasarnya agak mirip dengan menampung air hujan pada wadah terbatas. Nah ini modelnya dibuat bangunan alam berupa embung semacam kolam yang besar.

Awal menyimak embung juga di daerah karst. Masyarakat menggunakan daerah cekungan untuk menampung air hujan. Air berasal dari kucuran hujan langsung dan limpasan permukaan dari daerah sekitarnya.

Air tampungan untuk kebutuhan sehari-hari mulai dari mandi, cuci. Hingga untuk kegiatan produktif mengairi lahan di sekitar embung. Ternak pun ikut menikmati pemeliharaan dari embung.

Beberapa embung berada di bagian atas puncak bentang lahan. Secara khusus menampung langsung curah hujan dari langit. Banyak embung mempergunakan bahan tebal dan kedap air untuk mengalasi dasar dan dinding embung. Sehingga menghambat kehilangan air tampungan dari rembesan sisi dan bagian bawah.

Proses pembuatannya relatif lebih sulit karena berada di daerah agak atas. Keuntungannya dalam penyaluran air tampungan akan lebih mudah dan efisien karena mengandalkan gaya gravitasi bumi.

Embung Nglangeran (sumber:idntimes.com)
Embung Nglangeran (sumber:idntimes.com)
Air tampungan digunakan untuk pengairan tanaman. Beberapa embung memadukannya untuk budidaya perikanan tawar. Malahan ada yang mengemasnya sebagai bagian dari wisata embung, semisal Embung Nglangeran.

Embung di kebun Bawen (dok pri)
Embung di kebun Bawen (dok pri)
Kini budaya embung cukup meluas, tidak hanya di daerah Karst. Banyak pelaku agrobisnis sisi on farm menerapkan teknologi memanen air hujan dengan model embung.

3. Situ atau Rawa pemanen air hujan secara alami

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun