Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Hari Tanah Sedunia: Tanah yang Hidup adalah Rahim Kehidupan

5 Desember 2020   21:26 Diperbarui: 6 Desember 2020   08:59 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjaga tanah tetap hidup juga bermakna melindungi keanekaragaman hayati tanah. | Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Industri buldoser. Mari simak cacing tanah. Singkirkan sejenak rasa geli jijiknya. Cacing tanah ini merupakan fauna tanah yang unik. Memakan dan memuntahkan kembali tanah. 

Bergerak naik turun. Membuat tanah menjadi gembur dan subur secara alami. Bukankah ini layaknya kerja buldoser yang mengangkut tanah dari lapisan atas ke bawah dan sebaliknya?

Industri hiburan bahagia. Ah masa? Awal musim hujan selalu menghadirkan aroma yang khas. Itulah petrichor. Aroma aerosol yang berasal dari paduan jerapan senyawa hasil perombakan sisa tanaman oleh mikroba yang semula diikat oleh liat tanah. Membubung menghadirkan aroma yang khas menginspirasi banyak perajin seni.

Oh ya jadi merunut karya Kompasianer Bung Gege yang bertajuk "Terbongkar, Rahasia Bahagia Berkebun" Terdapat mikroba tanah yang menghasilkan efek antidepresan. 

Bung Gege menyajikannya sangat apik dan ditopang runutan pustaka pendukung. Interaksi manusia dengan tanah yang hidup, menghasilkan rasa santai yang memicu rasa bahagia. Nah kan terdapat industri hiburan bahagia dari tanah.

Wasana kata

Menjaga Tanah Tetap Hidup, Melindungi Keanekaragaman Hayati Tanah, sebagai rahim kehidupan. Kiranya bukan hanya kata-kata. Mewujud dalam tindakan nyata memperlakukan tanah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun