Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Limbuk Belajar Menulis di Kompasiana

10 April 2020   19:12 Diperbarui: 10 April 2020   19:12 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Blogshop Optimasi Konten di Kompasiana (tangkapan layar dari Kompasiana)

"Hwaduh, nDhuk Limbuk, simbok sedang sibuk membuat jamu peningkat stamina penangkal virus Corona. Kenapa tha, koq heboh?"

Gendhuk Limbuk  menggandeng nyaris menggeret simbok Cangik duduk di amben/dipan dapur. Talenan lipat yang disebutnya laptop sedang menayangkan Blogshop Optimasi Konten Blog Kamu di Kompasiana.

"Itu mbak Widha Karina, content superintendent Kompasiana sedang berbagi A -- Z Kompasiana."

"Walah, siapa sih Ndhuk? Bintang film ayu, ya?"

"Beliau punggawa Kompasiana, orang penting gitu loh."

"Asyik...mbak Widha bilang, boleh menulis dengan bahasa yang tidak terlalu formal, gaya kebun boleh nih, mbok."

Teringat saat Mbok Cangik mengingatkan Limbuk tentang gaya berbahasa yang diterapkan. Limbuk menggunakan gaya komunikasi ala kebun. Tanpa menggunakan pakem yang pas. Ada kalanya melanggar tata bahasa baku.

Limbuk ngeyel menggunakan rasa bahasa sendiri. Meyakini bahwa bahasa adalah bagian dari cara menyapa pembacanya. Mengedepankan pada seni meracik bahasa tanpa mengesampingkan kaidah berbahasa.

Limbuk menyadari gaya bahasa setiap penulis di Kompasiana sangat khas. Tidak bakalan mampu meniru rasa bahasa penulis lain. Banyak penulis bergaya bahasa renyah, enak dicerna dan membuat pembaca nagih. Penulis lain menulis dengan topangan data dengan ketepatan tinggi.

Rasa bahasa kebun yang dikenal oleh Limbuk dalam keseharian. Itu pula yang dituangkan melalui tulisan di Kompasiana. Sungguh terhibur hatinya saat Mbak Widha mengemukakan pilihan gaya berbahasa.

Setiap kali simbok Cangik mengingatkan untuk membaca buku Bahasa Indonesia dari perpustakaan Dewi Saraswati, dewi pengetahuan, Limbuk sering mengelak. Sambil menghibur diri akan tetap belajar cara berbahasa dari banyak begawan di Kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun