Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Seni Berkebun: Menanam Jahe Merah dalam Pot di Pekarangan Mini

9 Maret 2020   19:45 Diperbarui: 15 Maret 2020   08:37 3661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panenan jahe merah dari pot (dok pri)

Harga jahe merah di pasar menembus Rp 100.000/kilogram (kg) dari yang biasanya Rp 50.000/kg. Laporan pantauan detikcom di Pasar Tebet, Jakarta, Minggu (8/3/2020). Memenuhi kaidah pasar, peningkatan permintaan saat sediaan tetap, menyebabkan kenaikan harga.

Merebaknya pemberitaan virus Corona dan peningkatan stamina tubuh dengan senyawa kurkumin, menyebabkan perburuan empon-empon meningkat. Salah satunya adalah rimpang jahe. Di pasar tersedia kategorial jahe badak/gajah yang berukuran besar, jahe emprit dan jahe merah.

Mata saya nyalang melihat rumpun jahe merah dalam pot, bagian hobi berkebun di pojokan pekarangan mini. Beberapa kali memanennya, untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Menghadirkan rasa senang membuat minuman jahe hasil panenan sendiri.

Memanen dan menanam jahe merah di pot
Suatu waktu saya berkesempatan menunggui Mbak Im, asisten di rumah, mencabuti rumput di pojokan belakang. Melihat tanaman jahe merah dalam pot dengan rumpun penuh dan tanahnya memadat mengeras, ia memanennya.

Semula pot diketuk dari samping maupun bawah agar tanahnya mudah lepas, karena kalau tanaman dicabut batangnya akan putus. Sambil bekerja ia menceritakan bahwa bibit jahe seukuran pucuk jari dia peroleh dari tetangga.

Secara berkala jahe di pot dipupuk dengan kompos jadi. Adakalanya dipupuk dengan panenan tabungan pangkasan rumput juga tangkai petikan sayuran yang telah ditabung di lubang resapan biopori/LRB.

Lumayan, dari pot diameter 30 cm diperoleh sekitar 2 ons jahe. Hasil panen dipilah. Sebagian untuk konsumsi. Anakan jahe yang berasal dari bagian mata jahe dipilah untuk ditanam lagi.

Memanen jahe merah dari pot (dok pri)
Memanen jahe merah dari pot (dok pri)
Media tanam yang digunakan berupa campuran tanah dengan kompos atau pupuk kandang. Utamanya menyediakan tanah yang gembur agar pertumbuhan rimpang jahe tanpa penghambat. Bibit yang baru ditanam diletakkan di areal yang teduh.

Setelah tumbuh segar, berangsur ditanam di tempat yang terbuka mendapat sinar matahari penuh. Pemeliharaannya dengan penyiraman secara berkala sesuai kebutuhan. Pendangiran dilakukan bersamaan dengan pemupukan.

Menanan jahe merah dalam pot (dok pri)
Menanan jahe merah dalam pot (dok pri)
Kapan panen jahe merah dilakukan? 

Jahe merah yang berumur 10 -- 12 bulan, sudah dapat dipanen. Untuk mendapatkan rasa pedas tertinggi, mari tunggu hingga tanaman jahe merah berumur genap satu tahun. Awam menyebutnya jahe tua dengan ukuran dan kadar minyak atsiri terbaik.

Jahe merah dalam pot (dok pri)
Jahe merah dalam pot (dok pri)
Kandungan jahe merah (Zingiber officinale Linn Var. rubrum)
Jahe merah (Zingiber officinale Linn Var. rubrum), menjadi buruan, karena memiliki kandungan minyak atsiri tinggi dan rasa paling pedas. Kadar atsiri 2,58-2,72% dibanding 0,82-1,68% pada jahe gajah. Cocok sebagai bahan dasar farmasi dan jamu. Ukuran rimpangnya paling kecil dengan kulit warna merah, serat lebih besar dibanding jahe biasa.

Rasa pedasnya berasal dari senyawa keton yang disebut zingeron sesuai nama latinnya. Zat aktif jahe merah paling banyak pada zat gingerol dan oleorosin. Aneka manfaat dan khasiat zingeron dan zat aktif banyak diulas. 

Apalagi akhir-akhir ini berkaitan dengan peningkatan ketahanan tubuh menghadapi virus Corona. Pernyataan resmi Indonesia positif corona, menggerakkan banyak aspek kehidupan meresponnya. 

Menyoal muasal nama jahe
Muasal jahe diperkirakan dari India. Melalui perdagangan menyebar hingga Asia Tenggara, Asia Timur hingga Timur Tengah. Rasa hangat pedasnya disukai oleh konsumen Eropa dan menjadikannya komoditas rempah populer.

Manusia penuh dengan imajinasi termasuk dalam pemberian nama. Secara wujud, rimpang jahe menyerupai tanduk. Bahasa Sansekerta mengenalnya "singabera" dan Yunani menyebutnya "zingiberi". Digunakan dalam pengobatan, bahasa latin menyebutnya "officina".

Pemaduan bentuk dan kegunaan, jadilah Zingiber officinale sebagai nama Latin atau ilmiahnya. Menjadi lebih mudah dipahami oleh semua bangsa dan suku bangsa.

Nenek moyang kita menggunakan jahe dalam pengobatan. Baik dalam rupa perasan/seduhan yang diminum maupun parutan yang dibalurkan.

Tumbuh baik di daerah tropika. Menyebar di seantero Sabang hingga Merauke dengan aneka sebutan. Di Sumatra disebut halia (Aceh), pege (Toba), sipodeh (Minangkabau) dan jahi (Lampung). Hingga ke ujung Timur, di Papua, jahe disebut tali (Kalanapat) dan marman (Kapaur).

Bagaimana dengan di Eropa? Jahe dikenal dengan nama umum (Inggris) ginger. Ditengarai ginger berasal dari bahasa Perancis: gingembre, Latin: ginginer, Yunani (Greek): zingiberis ().

Namun, kata asli dari zingiber berasal dari bahasa Tamil inji ver. Istilah botani untuk akar dalam bahasa Tamil adalah ver, jadi akar inji adalah inji ver. Penguat teori muasal jahe dari India.

Jahe menjadi kekayaan budaya lokal yang universal. Ikut menjaga gaya hidup sehat. Tanpa perlu klaim, mari digunakan untuk kemaslahatan bersama.

Berminat bertanam jahe merah di pot ala Mbak Im......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun