Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Meracik Sinergi Kopi dan Batik, Agrobioindustri Kopi Berkelanjutan

5 Oktober 2019   12:58 Diperbarui: 5 Oktober 2019   16:50 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meracik sinergi kopi dan batik (dok pri)

International Coffee Organization (ICO) menetapkan 1 Oktober sebagai Hari Kopi Internasional, sebagai upaya mengapresiasi kinerja pelaku bioindustri kopi mulai dari hulu hingga hilir. Dari peluh petani kopi yang menetes di lahan hingga adu kreativitas penyajian kopi di cafe untuk menyapa indera rasa penikmat kopi.

Sementara, pengakuan UNESCO atas batik Indonesia sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi yang diperoleh pada tanggal 2 Oktober 2009 diperingati sebagai Hari Batik Nasional. Mata rantai kinerja mulai dari rancang pola, produksi hingga kreasi busana melibatkannya.

Nah, mari kita menyoal meracik sinergi kopi dan batik. Memangnya ada ikatan rasa antara kopi dan batik? Selalu ada rasa dan cara meracik sinergi. Merakit upaya keberlanjutan agrobioindustri kopi.

Selaku warga Kota Salatiga, mari pembaca Kompasiana saya hantar ke tempat merasakan sinergi kopi dan batik diracik. Yook kita kunjungi Kopi Banaran yang berada di jalur Ambarawa - Magelang - Yogyakarta. Ini bukan promosi, lah saya juga bukan anggota keluarga direksi, sekedar peminat batik dan kopi.

Pabrik Kopi Berusia Lebih dari Seabad
Afdeling Banaran adalah bagian dari wilayah pengelolaan PTPN IX. Mengemas agrowisata kopi di beberapa lokasi dengan masing-masing kekhasannya. Untuk Kopi Banaran yang berada di jalur Ambarawa - Magelang - Yogyakarta ini pengunjung dapat menikmati hamparan kebun, pabrik, pun museum kopi.

Pabrik kopi Banaran (dok pri)
Pabrik kopi Banaran (dok pri)

Pabrik beraura kuna dengan penanda tahun 1911 yang luar biasa karena masih beroperasi hingga kini. Tertulis larangan memasuki kompleks pabrik tanpa izin, pabrik ini membuka kunjungan belajar.

Beberapa kali teman-teman membawa teruna kebun belajar di pabrik ini dengan kegiatan semacam study tour. Mulai dari ruang penerimaan buah matang dari kebun, ruang seleksi, hingga proses pengupasan menjadi biji kopi alias beras kopi. Dengung mesin membahana saat musimnya.

Museum Kopi
Bila pengunjung tak dapat memasuki kawasan pabrik, usah berkecil hati. Mari masuk ke museum kopi. Biayanya sangat terjangkau. Berada tepat di belakang resto kopi Banaran. Beberapa pot kopi berbuah ranum menyambut pengunjung. Berkesempatan berkenalan dengan kopi jenis Arabika maupun Robusta.

Museum kopi (dok pri)
Museum kopi (dok pri)

Kita akan disambut ramah oleh petugas. Dilayani dengan sangat baik. Bersama mendapatkan penjelasan seluk beluk dunia perkopian melalui sajian audiovisual. Perjalanan panjang dari lahan hingga menyentuh lidah pencecapnya.

Koleksi museum mencakup mesin kuna dalam pemrosesan, aneka mesin giling, hingga peralatan kuno untuk sablon pembuatan tjap awal branding. Terentang masa dari pembuatan tjap secara manual hingga kini serba digital.

Prosesing kopi yang melibatkan usaha segmen rumah tangga. Saat kecil suka bermain ke rumah tetangga yang mengelupas buah kopi, menyelepnya sehingga didapat biji wutuh. Saatnya menyangrai, menumbuk, mengayaknya memburai aroma harum kopi.

Betapa Indonesia kaya dengan kopi, display aneka jenis biji kopi dari pulau Jawa maupun luar Jawa. Setiap daerah mempersembahkan kopi terbaiknya dari kopi Mandailing hingga Toraja, kopi gunung Kelir hingga kopi Losari.

Tersedia produk kopi yang dapat dibeli. Terbelalak dengan harga kopi luwak. Tergoda dengan produk kopi lanang dengan uraian khasiatnya yang fantastis.

Atau terpikat dengan dakobar? Ya daun kopi banaran yang difermentasi. Mengingatkan pada minuman aia kawa di sekitar Batusangkar Sumbar. Cairan panas mengepul dalam bathok tempurung kelapa. Seduhan daun kopi yang mengikat rasa.

Museum yang memberikan edukasi dan dikemas dalam paket agrowisata kopi.

Wisata Pengolahan Kopi Banaran
Pengunjung juga dapat menikmati pengolahan kopi Banaran dengan gratis. Proses pengolahan dari biji kopi hingga menjadi kopi bubuk yang Anda beli di museum kopi. Wisata di gedung di depan bertajuk Pengolahan Kopi Bubuk. Anda akan diajak menikmati proses yang terlihat dari pembatas kaca.

Pengolahan kopi bubuk (dok pri)
Pengolahan kopi bubuk (dok pri)

Mulai dari pencampuran biji kopi dengan komposisi jenisnya. Mesin sebelahnya adalah penyangrai. Hasil kopi sangrai didinginkan lalu digiling dan diayak. Masuk pada unit pengemas. Semuanya dilakukan secara mekanik dan higienis.

Paket ini berakhir di gerai display. Selain kopi bubuk kemasan tersedia juga kopi bubuk Banaran curah tanpa kemasan bermerek. Siap ditenteng sebagai buah tangan.

Mencicip Aneka Sajian di Resto Kopi Banaran
Lelah di perjalanan Yogya-Semarang? Singgah sejenak yook di Banaran Coffee. Pengunjung selain dimanjakan dengan hidangan dan kopi penyegar yang bisa dinikmati di dalam ruangan gedung kuna dengan penataan cantik juga dapat memilih di teras ataupun saung. Buah hatipun puas bermain dengan aneka permainan ataupun menikmati taman dengan udara segar.

Saung rehat Kopi Banaran (dok pri)
Saung rehat Kopi Banaran (dok pri)

Puluhan dasawarsa lalu berkunjung ke areal ini, masih berupa kumpulan gedung kuno sebagai markas pengelolaan kebun. Perkantoran yang mengawal hamparan kebun dan pabrik kuna.

Tuntutan zaman untuk tetap dapat eksis dan merangkul pasar. Areal disulap menjadi kawasan resto, dipadu dengan pengolahan kopi bubuk dan pabrik kuna. Sinergi kuna dan modern diracik.

Menyadari tak semua pengunjung penggila kopi hitam, tersedia aneka varian sajian kopi susu kekinian. Harga juga menjadi terjangkau dan memperluas segmen pengunjung.

Kopi susu kekinian di Langit Senja (dok pri)
Kopi susu kekinian di Langit Senja (dok pri)

Racikan kopi susu kekinian, meniupkan harapan bahwa usaha lama tetap bisa eksis dengan penyesuaian. Terjadi estafet nilai industri kopi antar generasi. Bisa dinilai dangkal sebagai tren baru sesaat atau sebaliknya suatu langkah inovasi agrobioindustri kopi agar lestari lumintu (sustain).

Batik Gemawang, Meracik Sinergi Kopi dan Batik
Kopi tak hanya hadir dan dinikmati dari hamparan kebun, pabrik kopi kuna, pabrik pengolahan bubuk, museum kopi dan aneka sajian kopi termasuk kopi susu kekinian. Salah satu bagian resto adalah gerai batik Gemawang.

Batik Gemawang, sinergi kopi-batik (dok pri)
Batik Gemawang, sinergi kopi-batik (dok pri)

Salah satu ciri khas batik Gemawang adalah pola kopi, selembar batik yang mengangkat potensi lokal daerah setempat. Mari melongok etalase batik cantik lengkap dengan mbakyu pembatiknya.

Pengelolanya adalah komunitas perajin batik yang bernaung di bawah panji Nyi Ageng Pandanaran di Desa Gemawang, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang.

Motif daun kopi batik Gemawang (dok pri)
Motif daun kopi batik Gemawang (dok pri)

Pola batik adalah rancangan komunikasi visual. Perajin batik dapat mengeskpresikan perjuangan perajin kopi melalui karyanya. Beberapa pola yang saat itu dijumpai adalah pola daun kopi dengan warna yang segar.

motif kembang kopi batik Gemawang (dok pri)
motif kembang kopi batik Gemawang (dok pri)

Wangi kopi yang memberikan aroma yang khas juga ditorehkan dalam pola batik kembang kopi. Pun bebijian kopi tampil apik dalam selembar batik. Filosofi kopi yang menguar harum oleh tempaan disajikan dalam selembar batik.

Pengunjung dapat memilih batik tulis yang pengerjaannya melibatkan malam sejenis lilin/wax dengan alat canting yang khas. Tentunya dengan harga yang sepadan dengan karya seni. Atau cukup batikan yang dikerjalan dengan cara printing.

Nah kan, proses meracik sinergi kopi dan batik terjadi. Upaya mewujudkan agrobioindustri berkelanjutan. Memadukan wisata dan industri secara kreatif. Pengunjung dan pembaca dapat merasakannya di hamparan afdeling kopi Banaran. Selamat hari kopi dan hari batik 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun