Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jembatan Damai Perekat Luka

18 April 2019   00:34 Diperbarui: 18 April 2019   18:02 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jembatan damai (sumber ilustrasi: pexels.com)

Jembatan. Tentunya setiap kita mengetahui wujud dan fungsi jembatan. Dapatkah kita bayangkan kehidupan kini tanpa keberadaan jembatan? Jembatan secara fisik menjadi penghubung dan pemersatu antar titik wilayah.

Apa pula dengan jembatan damai? Damai juga menjadi penghubung atau pemersatu antar individu ataupun kelompok. Damai yang terkoyak ibarat jembatan yang retak. Mengancam kesatuan individu menjadi terberai bahkan terluka.

Merangkai setiap momen menjadi komponen jembatan damai sungguh elok. Termasuk memaknai dan mewarnai peristiwa Pemilihan Umum 17 April 2019 sebagai pemulihan dan penguatan jembatan damai. Jembatan damai perekat luka.

Jembatan sebagai penghubung
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jembatan merujuk pada jalan (dari bambu, kayu, beton, dan sebagainya) yang direntangkan di atas sungai (jurang, tepi pangkalan, dan sebagainya); titian besar. Berfungsi sebagai perantara atau penghubung.

Sedangkan menurut wikipedia, jembatan merupakan struktur yang dibuat untuk menyeberangi jurang atau rintangan seperti sungai, rel kereta api ataupun jalan raya. Jembatan merupakan komponen infrastruktur yang vital. Sering menjadi komponen kritis dari suatu ruas jalan, karena sebagai penentu beban maksimum kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut.

Masa kecil kami, jembatan sederhana berupa sesek (rangkaian bilah bambu) sangat berharga. Mengurangi tenaga menuruni lembah, menyeberang sungai kecil, mendaki tebing demi mencapai seberang. Sesek menjadi penghubung, meniadakan rintangan mencapai kebersamaan dengan masyarakat seberang.

Kalau dirangkum, jembatan sebagai penghubung. Bangunan yang diletakkan melintang mendatar. Penghubung yang meniadakan rintangan. Keberadaannya vital dan menentukan kelancaran lintas pergerakan maupun distribusi. Jembatan bisa tersedia secara natural dan dapat dimodifikasi sesuai dengan keperluan.

Jembatan damai perekat konflik identitas
Damai dimaknai suatu kondisi tidak ada perang, tidak ada kerusuhan alias aman. Secara luas mengandung arti juga saling menerima keadaan. Menghargai perbedaan, tidak memandang perbedaan identitas sebagai pemilah atau rintangan.

Terkandung makna, damai yang diupayakan menjadi suatu jembatan. Penghubung yang meniadakan rintangan komunikasi kesatuan. Penghubung antar manusia dengan aneka identitas.

Sepanjang sejarah, konflik identitas selalu marak dalam kehidupan. Setiap insan memiliki begitu banyak identitas. Tidak selalu hakiki semisal identitas laki-laki dan perempuan. Seringkali identitas tambahan semisal pendukung pribadi yang berbeda. Menganut paham yang saling berseberangan.

Perbedaan identitas pada dasarnya hal yang lumrah. Namun dapat memicu konflik manakala terjadi perbedaan kepentingan. Apalagi bila ada mobilisasi pengelompokan dan pemisahan. Perbedaan identitas selaku pembeda antar individu dapat berubah menjadi rintangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun