Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"From Glenmore with Chocolate" Episode Cerita Cokelat

24 April 2018   09:23 Diperbarui: 24 April 2018   10:02 1682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
From Glenmore with Chocolate (dok pri)

Cokelat, baik minuman maupun penganan berbahan dasar cokelat, sahabat pembaca Kompasiana suka kah? Nah, mari kita simak cerita cokelat, dengan episode fromGlenmore with chocolate. [penulisannya menurut KBBI cokelat ya bukan coklat]

From Glenmore with Chocolate

Doesoen Kakao Kendeng Lembu Banyuwangi (dok pri)
Doesoen Kakao Kendeng Lembu Banyuwangi (dok pri)
Meningkatnya minat menikmati wisata terutama wisata alam, menggerakkan sektor kehutanan maupun perkebunan mengemas salah satu produknya menjadi wanawisata maupun agrowisata. Semisal PTPN XII wilayah Pager Gunung, kebun Kendeng Lembu di Banyuwangi mengemas sajian agrowisata Doesoen Kakao Kendeng Lembu. Integrasi kebun kakao, pabrik pengolahan kakao hingga cafe cokelat.

Dari Kebun-pabrik ke cafe (dok pri)
Dari Kebun-pabrik ke cafe (dok pri)
Apa saja yang bisa dinikmati di Doesoen Kakao Kendeng Lembu? Sejak memasuki areal pengunjung dapat menikmati hamparan kebun kakao (Theobroma cacao), pengunjung yang belum mengenal wujud tanaman, buah maupun biji kakao dapat menyimaknya dari sajian ikon kakao berukuran raksasa.

Sosok tanaman, buah dan biji kakao (dok pri)
Sosok tanaman, buah dan biji kakao (dok pri)
Penikmat cokelat akan berlama-lama di cafe cokelat, mencicip hasil olahan dan memborongnya untuk buah tangan keluarga dan handai tolan. From Glenmore with Chocolate demikian tag dari produk olahan cokelat. Tidak hanya cokelat, di sini juga disediakan produk lain dari PTPN XII yang terkenak dengan sebutan rollaas, mau teh atau kopi tersedia. Mau harga terjangkau hingga kemasan kopi seharga hampir setengah juta silakan bungkus.

Siapa saja pengunjungnya? Saat kami singgah sejenak di perjalanan hari kerja berjumpa dengan para murid TK dengan kawalan para guru serta orang tuanya, para buah hati belajar langsung di tengah alam. Pastinya juga para muda-mudi dengan jelajah areal di ikon-ikon agrowisata yang tersebar. Sementara pengunjung dewasa dan para sepuh memenuhi kafe cokelat.

Peminat agrowisata kakao dari kanak-kanak hingga dewasa (dok pri)
Peminat agrowisata kakao dari kanak-kanak hingga dewasa (dok pri)
Selain keindahan dan produk barang, agrowisata doesoen kakao ini juga menggelar eduwisata, mulai dari pengenalan tanaman, keliling kebun hingga proses pengolahan kakao. Memacu minat belajar kakao dari lingkungan nyata di kebun. Pengunjung bisa belajar bahwa after taste cokelat berbeda-beda, ada yang menyerupai buah-buahan ataupun mendekati kacang-kangan.

Mengakomodasi kebutuhan pengunjung untuk eksis di media masa, tatanan ikon selamat datang di areal agrowisata, jalan sepanjang areal wisata maupun cafe ditata cantik sehingga setiap sudut menjadi ramah kamera. Hasil jepretan sangat layak menghiasi lini media masa.

Apabila sahabat pembaca kompasiana sedang berkunjung ke daerah Banyuwangi, mari jangan lupa untuk singgah di agrowisata doesoen kakao Kendeng Lembu ini. Arah dari Banyuwangi adalah di jalur Banyuwangi-Jember, di kecamatan Glenmore, belok ke arah Selatan. Sepanjang perjalanan dari Glenmore, pengunjung akan menikmati hamparan kebun kakao ada yang di bawah naungan mahoni, jati hingga sengon juga hamparan kebun tebu.

Daya pikat nama kecamatan Glenmore tak kalah menarik. Nama kecamatan semisal Suruh, Karanganyar hingga Cipanas menjadi khas penciri wilayah. Lah kalau Glenmore? Ada ulasan penamaan Glenmore merujuk pada lansekap bentang lahan wilayah, ada yang mengatakan berkaitan dengan nama bangsawan perkebunan. Yang pasti kastil Glenmore terkait dengan pesona wisata Skotlandia.

Cerita Cokelat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun