Mohon tunggu...
novy khayra
novy khayra Mohon Tunggu... Penulis - Aspire to inspire

Novy Khusnul Khotimah, S.I.Kom, M.A, SCL - Pegawai Negeri Sipil - Master Universitas Gadjah Mada - Penulis Buku -SDG Certified Leader

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Tahapan Mengajarkan Anak Mengerjakan Ibadah Puasa Ramadhan

2 Mei 2021   21:15 Diperbarui: 2 Mei 2021   21:24 1222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak belajar bersahur/ berbuka dalam rangka belajar puasa (sumber : hkiya.org.hk)

Mengajarkan ibadah pada anak pada dasarnya sama dengan menanamkan fondasi mental dan moral kepada calon manusia dewasa. Sebab pada usia anak-anak merupakan golden age atau usia emas dimana tidak hanya mengingat secara kognitif melainkan juga emosional dan spiritual. Berbeda dengan agama lain, Islam memiliki ritual ibadah yang lebih detil dan rutin untuk dilaksanakan. Tidak terkecuali dalam melakukan ibadah puasa, menahan perihnya lapar diperlukan latihan. Latihan seperti apa agar anak-anak mau bersedia dan senang mengerjakan puasa? Berikut salah satu metode umum yang telah digunakan kebanyakan orang tua di Indonesia:

Anak usia Balita 3-5 tahun 

Anak adalah peniru terbaik termasuk dalam ritual ibadah puasa. Untuk memperkenalkan tentang makna ibadah puasa adalah dengan mengajaknya untuk makan sahur. Berbeda dengan waktu makan yang lain seperti sarapan dilakukan diatas pukul 6 pagi. Makan siang yang dilakukan pada tengah hari dan makan malam dilakukan sore hingga sebelum tidur malam. Tentu anak akan bertanya untuk apa makan dini hari bahkan sebelum subuh? Disinilah orang tua memberi contoh cara bersahur sekaligus menjelaskan itu sahur dan fungsinya untuk apa.

Pada usia 3-5 tahun ini anak cukup bersahur hanya untuk memperkenalkan waktu sahur tidak diniatkan untuk berpuasa. Sehingga ketika tetap diberikan sarapan seperti biasa begitupun makan siang dan makan malam yang bisa bersamaan dengan saat orang tua berbuka puasa.

Anak usia 5-8 tahun 

Ketika anak sudah biasa ikut sahur dan paham makna perilaku berpuasa, pada usia 5-8 tahun mereka bisa mulai belajar menahan lapar hingga azan dzuhur berkumandang. Pada usia ini berpuasa dilakukan secara fleksibel. Apakah setelah membatalkan pada waktu dzuhur akan makan secara bebas seperti biasa atau mau dilanjut berpuasa lagi hingga azan magrib berkumandang bersama dengan orang tuanya? Orang tua sebaliknya memberikan pilihan kepada anak tanpa adanya paksaan.

Anak usia 8-10 tahun

Bila anak sudah piawai menahan rasa lapar pada tahap sebelumnya, orang tua bisa meningkatkan tantangan dengan berbuka diwaktu Ashar sejak sahur dini hari tadi. Berbuka pada saat azan Ashar dilakukan antara pukul 15.00-15.30. Pada pukul sekian memang mendekati magrib, ada kalanya orang tua perlu memotivasi untuk mencoba membatalkan sekalian 2 jam lagi. Namun sekali lagi jangan dipaksakan, ibadah harus dilakuakn dengan kerelaan dan keikhlasanya terlebih untuk anak-anak, sebisa mungkin dibuat menyenangkan.

Anak Usia 10-12 tahun 

Tahapan selanjutnya setelah terbiasa dengan puasa Ashar, pada usia 10-12 tahun anak bisa diajari puasa sehari yaitu sahur hingga membatalkannya bersamaan dengan orang-orang dewasa yaitu azan Magrib.  Meskipunt tetap menggunakan toleransi atau fleksibilitas bila tidak kuat menahan lapar boleh berpuasa Ashar. Ketika akhir usia anak-anak yaitu 12 tahun sudah mampu belajar menahan haus laparnya dengan berpuasa seharian, maka ketika remaja atau usia Akhil Baligh yaitu 13 tahun ke atas seorang anak sudah mulai punya self control yang baik untuk berpuasa normal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun