Mohon tunggu...
novy khayra
novy khayra Mohon Tunggu... Penulis - Aspire to inspire

Novy Khusnul Khotimah, S.I.Kom, M.A, SCL - Pegawai Negeri Sipil - Master Universitas Gadjah Mada - Penulis Buku -SDG Certified Leader

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Belajar Skill Selama Ramadhan yang Bisa bermanfaat di Dunia dan Akhirat

15 April 2021   15:57 Diperbarui: 15 April 2021   16:09 2267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

30 hari dalam bulan Ramadhan adalah waktu yang bisa dikatakan cukup singkat untuk menciptakan kebiasaan baik seorang manusia. Penelitian populer dari Dr. Maxwell Maltz di buku Psychocybernetics pada tahun 60-an menyebutkan setidaknya kita perlu waktu minimal 21 hari untuk mengubah suatu kebiasaan.  Studi terbaru yang sejenis pada  tahun 2009 menyatakan, kita memerlukan waktu 18-254 hari untuk mengubah sebuah kebiasaan. Namun secara rata-rata kita memerlukan waktu 66 hari untuk mengubah kebiasaan.(Sains.kompas, 2018)

Apakah ramadhan akan kita biarkan berlalu begitu saja tanpa ada perubahan yang signifikan dalam diri kita? Lalu skill apa yang dapat kita kembangkan sehingga sesuai dengan semangat Idul fitri yaitu kembali suci? Menjadikan kita manusia baru yaitu lebih baik daripada kita yang dulu?

Dalam artikel ini saya mengklasifikasikan dua skill yang bisa kita kembangkan. Pertama, Skill bertahan hidup atau yang bermanfaat untuk kehidupan dunia. Kedua, Skill bekal setelah mati atau yang bermanfaat untuk kehidupan akhirat. Berikut ini skill yang dapat kita pelajari tanpa rasa terbebani :

 

Pertama, Skill bertahan hidup atau yang bermanfaat untuk kehidupan dunia, antara lain :

  • Memasak dan menakar nilai kandungan gizi pada makanan

Muslimah memasak. Sumber : freepik.com
Muslimah memasak. Sumber : freepik.com

Saya pikir memasak adalah skill dasar yang penting dimiliki setiap orang tanpa memandang status jender tertentu dimana pada zaman dulu hanya distereoptypekan pada perempuan.  Namun di lingkungan masyarakat modern seperti sekarang, profesi didunia memasak seperti chef banyak berasal dari kaum lelaki dan dianggap professional dan high class tak berbeda dengan dokter, pengacara, notaris, dan sebagainya.

Mengapa memasak saya tempatkan sebagai urutan pertama? Sebab makan adalah syarat utama untuk bertahan hidup. Meskipun tidak ada syarat untuk bisa masak agar bisa makan, tapi bukankah menyenangkan bisa membahagiakan diri dengan makanan yang kita buat sendiri? Apalagi bisa membaginya dengan orang lain?

Setelah memasak, saya menempatkan menilai kandungan gizi makanan kedalam satu paket dengan memasak kenapa? Ini berdasarkan keresahan dan keprihatinan saya bahwa banyaknya orang sakit dan yang meninggal karena penyakit degeneratif yang disebabkan oleh makanan.

Sebagian orang tidak menyadari kandungan gizi dari makanan yang dikonsumsinya. Misal, makan nasi dan mi disaat bersamaan adalah bentuk over nutrition karbohidrat. Disisi lain minum kopi atau teh manis lebih dari secangkir sehari namun kurang minum air putih adalah sama saja kita memperberat kinerja ginjal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun