Mohon tunggu...
novy khayra
novy khayra Mohon Tunggu... Penulis - Aspire to inspire

Novy Khusnul Khotimah, S.I.Kom, M.A, SCL - Pegawai Negeri Sipil - Master Universitas Gadjah Mada - Penulis Buku -SDG Certified Leader

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jika Benar Indonesia Kebal Corona, Apa Salahnya?

1 Maret 2020   11:58 Diperbarui: 1 Maret 2020   12:47 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Dunia masih dibuat heran karena sampai sekarang Indonesia belum melaporkan kasus postif terjangkit virus Covid 19. Banyak ahli termasuk WHO mempertanyakan bahkan meragukan sistem penanganan pemerintah terhadap virus yang mematikan ini. Namun virus mematikan seperti ini bukankah bukan yang pertama di dunia? Karena sebelum-sebelumnya ada virus MERS dan Virus SARS namun Indonesia juga tidak terlalu terdampak. Jika kali kali ini sama apa salahnya?

Saya ingin membahas topik dari sisi spiritualitas sebagaimana yang diungkapkan wapres Ma'ruf Amin bahwa Indonesia selamat berkat doa ulama yang kemudian juga diamini oleh Menteri Kesehatan Terawan. Ya, karena ulama adalah pewaris para Nabi dan menghormati warisan nabi disertai dengan keyakinan pada Tuhan insyaallah akan terlindungi. Karena dunia beserta isinya adalah milik-Nya, bukankah tidak ada yang mustahil bagi-Nya? Termasuk melindungi segenap rakyat Indonesia dari virus korona / covid-19?

Hal yang lucu menurut saya adalah ketika kita mengaku sebagai umat beragama yang percaya Tuhan tapi tidak percaya kekuatan Tuhan. Seolah berkeyakinan pada kekuatan Tuhan adalah suatu kemunduran yang berlawanan dengan logika. Keyakinan memang sering berlawanan dengan logika, tapi yang buat manusia sekarang lupa adalah keyakinan pd Tuhan atau agama jika menilik pada sejarahnya adalah sumber kemajuan peradaban manusia. Para nabi-lah yang mempelopori dari zaman jahiliyah ke zaman madaniyah dengan menunjukkan kepada manusia siapa pencipta mereka.

Saya jadi ingat terdapat sebuah cerita yang mengisahkan tentang Nabi Musa A.S dan penyakitnya. Beliau adalah Nabi yang dianugrahi dapat berbicara langsung dengan Tuhannya, Allah. Suatu ketika beliau merasakan penyakit yang sangat menyiksanya hingga kemudian berdoa dan berbicara pada Allah. Lalu Allah memberikan petunjuk padanya untuk memakan rumput sebagai pengobat,  Nabi sembuh oleh oleh khasiat rumput ini. 

Setelah berselang lama, Nabi Musa mendapati penyakit yang sama lalu diobatilah dengan rumput yang sama. Namun anehnya penyakit tersebut tidak kunjung sembuh seperti yang pertama. Sehingga sang Nabi bertanya pada Allah mengapa demikian? Maka Allah menjawab bahwa rumput yang pertama bisa menyembuhkan karena Nabi Musa ingat dan menyebut nama Allah untuk pertolongan. 

Sedangkan pada rumput yang kedua, Nabi hanya ingat pada rumput tersebut sebagai obat tanpa ingat pada Allah. Kemudian Allah meneruskan "Sesungguhnya seluruh dunia ini adalah racun, kecuali ingat dan menyebut nama-Ku". Kisah diambil dari Tafsir Al Fakhr Ar Razi melaluiakun Syeikh Khalil. 

Saya percaya bahwa Indonesia masih dipenuhi dengan orang-orang yang berdoa, mengingat dan menyebut nama Allah sehingga virus mematikan tidak menjadi wajah di di negeri. Mungkin virus ini sudah masuk negara kita, namun seperti candaan para netizen. Karena dikira flu biasa makan cukup dibelikan obat warung (sambil berdoa) lalu sembuh tanpa menulari orang lain. Atau orang yang tertular melakukan hal yang sama dengan efek kesembuhan yang sama. Ya, seperti flu biasa.

Dengan peristiwa wabah virus Covid-19 ini, saya malah heran dengan dunia luar sana. Mengapa virus yang menyerang fisik lebih dikhawatirkan daripada virus yang Menyerang moral? Padahal dalam kita suci yang diimani bersama meriwayatkan Tuhan menghancurkan suatu kaum karena durhaka pada Tuhannya? Apakah wabah korona adalah hukuman Tuhan karena didahului oleh virus moral yang dianggap sepele? Bisa saja begitu. 

Meski demikian, kita tidak boleh terlena apalagi sombong sebagai bangsa kesayangan Tuhan melainkan tetap waspada namun tidak perlu paranoid. Toh, tidak semua individu yang tertular Corona akan meninggal. Ada yang sembuh juga. Kalaupun meninggal, sebagai umat beragama meninggal karena wabah penyakit bernilai sama dengan jihad. Lagipula bila takdirnya sudah maut, jangankan Corona, minum saja bisa tersedak lalu meninggal atau tidur ketika bangun tidak sadar lagi yang medis bilang serangan jantung.

Pandangan saya terhadap covid -19, memang tindakan antisipasi medis penting. Tapi doa lebih penting. Jangan lupa berdoa untuk keamanan bangsa kita. Jangan pernah anggap remeh doa, karena dunia dan isinya ini racun menjadi berkah bagi kita karena kita ingat dan menyebut nama Tuhan. Lalu jika benar Tuhan melindungi Indonesia dari Corona, apa salahnya? 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun