Tidak sedikit orang yang berbisnis dengan jalan mendaftar pada suatu unit usaha Multi Level Marketing (MLM) meraih keberhasilan. Bahkan sebagian besar diantara mereka dapat dikatakan stagnant atau jalan ditempat. Berbisnis dengan gaya MLM hanya akan melahirkan prestige (gengsi) tertentu sebab teknik promosi mereka terkadang boleh dibilang cukup fantastis. Angka-angka yang dimunculkan sebagai penghasilan bulanan terkadang tidak sesuai realita.
Lagi, berbisnis dengan gaya MLM juga cenderung hanya akan mematikan pamor diri sendiri sebenarnya. Sebaliknya, pamor upline atau orang yang telah lebih dulu bergabung dan dianggap sukses akan semakin melejit. Kenapa? Sebab tingkat kepercayaan para calon anggota diukur dari seberapa banyak 'back-up' mereka yang sukses. Semakin banyak yang naik level, maka promosi akan gencar pula. Namun sesungguhnya kenaikan level tersebut semu. Tidak ada pencapaian yang selalu berada pada puncak segitiga, sebab kebanyakan para anggota mencapainya dengan mengeluarkan modal pribadi. Dengan demikian tak jarang berbisnis model ini cenderung membuat orang menjadi bosan dan cepat menyerah. Apalagi jika iming-iming dan tawaran hadiah di awal ketika mendaftar tidak tercapai hanya karena kekurangan poin.
Berbeda dengan 'sihir' MLM, wirausaha yang dilakukan berdasarkan niatan untuk mengeluarkan modal sendiri, sering menciptakan motivasi lebih untuk bertindak. Tidak ada pikiran untuk mencari 'korban' member baru setiap terbukanya mata. Tidak memikirkan banyak hal ketika berpromosi sebagaimana teknik MLM. Pada MLM, para promotor/member akan mempromosikan produk dan perusahaannya agar orang mau bergabung dan mau membeli produknya. Sungguh pekerjaan yang sulit bukan? Belum lagi pembinaan terhadap para member baru. Jika tidak dibina dan dipantau alias dipengaruhi dengan berbagai macam iming-iming agar mereka berbelanja, maka uang tak akan mengalir. So, kamu pilih berbisnis model apa? Modal sendiri atau modal orang lain?