Mohon tunggu...
Novranda Pratama
Novranda Pratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penyuka FIlm

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Narvik: Salah Itu Benar, Benar Itu Salah

1 April 2023   09:10 Diperbarui: 1 April 2023   09:23 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di akhir Perang Dunia II, sekitar 11,000 anak lahir dari pasangan Jerman dan Norwegia. Anak-anak itu lahir dari hubungan yang intim antara 50,000 wanita Norwegia dan tentara-tentara Jerman, yang saat itu ditugaskan untuk menguasai dan menduduki Norwegia. Salah satu petinggi militer dan partai Nazi Jerman, Heinrich Himmler, sangat mendukung upaya peranakan silang itu demi memperkuat dan mengagungkan ras Arya.

Tapi jauh sebelum semua itu terjadi, sebuah pertempuran berlangsung di bagian utara Norwegia. Kisah pertempuran dan kepedihan yang menyertainya, dituturkan oleh Narvik.

Narvik di direct oleh Erik Skjoldbjrg. Film ini juga dibintangi oleh Carl Martin Eggesb (Gunnar Tofte), Kristine Hartgen (Ingrid Tofte), Christoph Bach (Konsul Fritz), Billy Campbell (Konsul Gibbs), dan Christoph Mathiesen (Ole).

Narvik cuma kota kecil di Norwegia, tapi area perairannya yang bebas dari bongkahan es punya arti penting buat Jerman dan sekutu. Biji besi dari Swedia dikapalkan ke Jerman dan negara-negara sekutu dari Narvik. Biji besi yang diperlukan untuk menciptakan mesin-mesin perang. Padahal Norwegia tidak ikut berperang. Di awal Perang Dunia II, Norwegia menjaga kenetralannya. 

Tapi toh sumber daya penting artinya untuk keberlangsungan perang. Sekutu memblokade perairan Narvik, sedangkan Jerman ingin menguasai pelabuhannya. Perang tidak terelakkan dan Narvik kena getahnya.

Di awal kisahnya, Erik Skjoldbjrg memperkenalkan Narvik lewat kearifan lokal. Aroma biji besi dan keramah tamahan warga; sekutu disambutnya, Jerman disapanya. Lanskap Narvik yang merekatkan luasnya lautan dan dinginnya pegunungan, tidak luput dari soroton kamera Skjoldbjaerg. Gambar-gambar indahnya dipamerkan di beberapa adegan.

Selanjutnya Narvik mengalirkan dua alur cerita. Yang satu milik Gunnar, yang lainnya milik Ingrid. Kedua alur itu bertemu di bagian akhir film ini.

Perjalanan Gunnar penuh dengan ledakan dan desingan peluru. Carl Martin Eggesb hadir memukau. Sang aktor berhasil memunculkan kebulatan tekad dan keberanian dari  tokoh yang diperankannya. Gunnar menjadi 'akamsi' (anak kampung sini) yang rela berkorban untuk tanah kelahirannya.  

Di alurnya yang lain, Narvik memaparkan ketulusan dan kepolosan wanita yang lahir di kota kecil. Kristen Hartgen memainkan peran wanita itu dengan baik. Bukan tugas mudah buat Hartgen, karena Ingrid punya banyak peran di cerita ini. Ingrid harus jadi  pemimpin di keluarga dan tempat kerjanya. Di saat yang sama, ia juga dituntut menunjukkan kesetiaan pada negara. Ironisnya, ujian terbesar kesetiaan justru datang dari Ole, anaknya.

Narvik menyuguhkan penulisan narasi yang solid dan cerdas. Solid karena film ini (seharusnya) bisa menggerakkan emosi dan tensi penonton. Cerdas karena penonton jadi berpikir apakah Ingrid (dan Gunnar) sudah mengambil pilihan-pilihan yang tepat dalam hidup mereka. Lewat film ini Skjoldbjrg seperti ingin mengatakan bahwa di masa perang melakukan hal yang salah itu sah-sah saja untuk dibenarkan. Sebaliknya, melakukan hal yang benar bisa-bisa dipersalahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun