Mohon tunggu...
Noviyanti
Noviyanti Mohon Tunggu... Administrasi - noviyantii

artikel

Selanjutnya

Tutup

Film

Kritik Sosial dalam Serial Film 7 Hari Sebelum 17 Tahun

27 November 2021   14:50 Diperbarui: 27 November 2021   14:52 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Kritik sosial dalam serial film 7 Hari sebelum 17 tahun

Penelitian berjudul "kritik sosial dalam serial 7 hari sebelum 17 tahun" karya Rangga natrra memiliki tiga tujuan dalam serial ini pertama, untuk mengetahui latar belakang pengarang yang mendasari kritik sosial yang muncul di dalam serial. Kedua, untuk mengidentifikasi unsur dominan yang diungkap dalam serial ini. Ketiga, untuk mengungkapkan arah kritik sosial dalam  serial ini. Permasalahan dalam objek penelitian ini adalah kritik sosial yang diungkap melalui serial. Arah kritik sosial yang diungkap tersebut muncul melalui masalah-masalah yang dialami oleh remaja di Indonesia sekarang ini sudah banyak bullying di sekolah.

Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi sastra dalam konsep kritik sosial. Psikologi sastra digunakan dalam penelitian ini karena masalah yang diungkap merupakan masalah psikolog yang terjadi dikalangan masyarakat. Perspektif psikologi sastra yang digunakan dalam penelitian ini menitikberatkan pada psikologi karya sastra yang dibantu dengan masalah-masalah yang banyak di alami oleh remaja-remaja sekarang terhadap bullying. Metodologi penelitian yang digunakan adalah perpaduan antara kejadian nyata yang di alami oleh remaja dan penelitian dalam menonton serial tersebut.

Serial ini menceritakan masalah-masalah yang sering terjadi dikalangan remaja seperti percintaan dan persahabatan selain itu pula serial ini menceritakan bullying, pelecehan fisik,masalah keluarga dan toxic realtionship.

Dalam serial tersebut menceritakan percintaan menemukan cinta sejatinya seperti judulnya 7 hari sebelum 17 tahun, jadi di dalam nya itu sebelum hari ulang tahun yang ke 17 tahun belum menemukan cinta sejatinya maka wajahnya akan berubah menjadi tua. Di dalam serial tersebut ada bullying terhadap seorang berwajah seperti orang dewasa padahal masih umur 16 tahun  yang belum menemukan cinta sejatinya mengalami bullying yang mengakibatkan orang tersebut mengalami gangguan kepribadian. Bullying fisik. Penindasan fisik merupakan jenis bullying yang paling tampak dan paling dapat diidentifikasi diantara bentuk-bentuk penindasan lainnya, namun kejadian penindasan fisik terhitung kurang dari sepertiga insiden penindasan yang di laporkan siswa. Jenis penindasan secara fisik adalah memukul, mencekik, menyikut, meninju, menendang, mengigit, memiting, mencakar, serta meludahi anak yang ditindas hingga keposisi yang menyakitkan, serta merusak dan menghancurkan pakaian serta barang-barang milik anak yang tertindas.  Orang yang mem-bully tersebut ternyata punya masalah tentang keluarga ketika anak tersebut memiliki ayah tiri yang terus menerus memarahinya remaja tersebut pasti mengalami yang namanya broke home. Kejadian makan malam itu membuat malah petaka ketika sedang makan remaja tersebut terus-terusan di marah-marahi oleh ayahnya tirinya dan kejadian tersebut membuat anak itu meninggal dunia akibat pertengkaran ia dan ayahnya.

Trauma yang alami tokoh yang di bully yaitu tidak percayaan ia pada wajahnya sendiri bahwa dengan wajahnya ia merasa tidak ada seorang wanita yang menyukai dirinya akhirnya ia mengurungan diri di kamarnya dengan sahabatnya sendiri saja ia tidak mau bertemu menganggap sahabatnya itu sudah merebut wanita yang di sukainya. Dan dari perkataan banyak orang ia jadi tidak memiliki kepercayaan. Ia berfikir bahwa sahabatnya yang wajahnya berbeda dengan ia justru banyak yang menyukainya, wanita yang ia sukaipun malah menyukai sahabatnya sendiri.

KESIMPULAN

Secara etimologi kata psikologi berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu psyche dan logos. Kata psyhe berarti "jiwa, roh, atau sukma", sedangkan kata logos berarti "ilmu". Jadi psikologi secara harfifah berarti" ilmu jiwa", atau ilmu yang objek kajiannya adalah jiwa.

Kritik diabad kedua puluh ini telah mengalami perkembangan pesat, karena adanya sumbangan ilmu-ilmu kemasyaraktan dan psikologi. Kritik sastra yang semula dapat digolongkan menjadi dua pendekatan saja pendekatan formal dan pendekatan moral. Telah berkembang paling sedikit lima macam pendekatan; dengan tambahan tiga pendekatan baru yakni pendekatan psikologi, sosologi, mitos dan arketipe. Secara konseptual pendekatan mitos dan arketipe merupakan cabang dari pendekatan psikologi.

Imajinasi adalah daya untuk membentuk imaji-imaji atau gamaran-gambaran atau kosep-kosep mental secara tidak langsung didapat dari sensasi atau penginderaan. Untuk perlu diuraikan agar lebih mudah memahami kembali bahwa imajinasi adalah suatu daya atau energy yang berkaitan langsung dengan manusia yang memiliki daya atau energy tersebut.

Dalam pemahaman tersebut, imajinasi mengadaikan pula ada imaji atau gambaran atau citra sebagai unsure utama yang sangat penting didalamnya. Dengan demikian proses pengimajinasian itu selalu merupakan proses pembentukan gambaran tertentu berlangsung secara kejiwaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun