Mohon tunggu...
Noviyanti
Noviyanti Mohon Tunggu... Seniman - Edukasi

Blogging

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pancasila di Era Milenial

29 November 2021   19:34 Diperbarui: 29 November 2021   19:46 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pancasila merupakan landasan filosofis negara Indonesia, dan ideologinya diharapkan menjadi pedoman hidup masyarakat Indonesia. Menggunakannya sebagai dasar persatuan dan lambang persatuan adalah untuk menjaga persatuan bangsa dan negara. Nilai Pancasila merupakan nilai dasar filosofis dan dijadikan dasar norma-norma yang ada di Indonesia. Artinya semua peraturan di Indonesia bersumber dari Pancasila. Pancasila mengandung seperangkat nilai-nilai dasar ideal, yang juga merupakan semacam komitmen nasional, merupakan identitas nasional, dan merupakan dasar pembentukan karakter bangsa Indonesia.

Pancasila merupakan jati diri bangsa dan landasan bagi pembentukan karakter bangsa Indonesia. Di era globalisasi dengan karakteristik dunia maya, banyak ideologi asing yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi Indonesia kontemporer. Terkadang mereka tidak menyadari bahwa banyak orang bahkan menganggap bahwa nilai dan ideologi asing telah menjadi jalan hidup mereka, seperti materialisme, hedonisme, dan konsumerisme. Dalam hal ini materialisme diartikan sebagai sikap hidup yang memperindah materi atau benda. Ukuran keberhasilan atau kesuksesan seseorang adalah materi (uang, harta/kekayaan) yang dimilikinya, sehingga seringkali mengabaikan etika profesi dan nilai-nilai kemanusiaan.

Oleh karena itu, seiring waktu, orang menjadi kurang menghargai orang lain dalam hal spiritualitas (nilai seseorang terletak pada kekayaan materinya, bukan kekayaan batinnya). Hedonisme adalah pemahaman dan sikap terhadap kehidupan Mengejar kesenangan sekuler dan kesenangan yang memenuhi kebutuhan fisiologis hidup, seperti menikmati makanan mahal/elegan, gaya hidup metropolitan dan dunia gemerlap, di mana kebebasan, merokok, penggunaan narkoba, dan minum biasanya tidak dapat dipisahkan. Gejala lainnya, generasi milenial Indonesia kini tampak memiliki kecenderungan untuk mengeluarkan uang secara berlebihan, yang ditandai dengan membeli atau memiliki barang yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan, hanya karena dibutuhkan.

Eksistensi Pancasila sebagai ideologi nasional sudah mulai terkikis, terutama di kalangan milenial. Tentu saja, harapan Pancasila menjadi pedoman bagi kehidupan berbangsa dan bernegara setiap warga negara. Namun lambat laun, Pancasila menjadi semakin jauh. Milenial telah menerima nilai-nilai sosial baru berdasarkan modernitas, dan pemahaman mereka tentang perspektif kebangsaan seringkali jauh.

Setidaknya ada tiga hal yang dapat menyebabkan hal tersebut terjadi, yaitu: 1. Bagi generasi milenial saat ini, ideologi bukanlah hal yang penting. 2. Kurangnya penanaman dan pemahaman nilai-nilai Pancasila. 3. Pancasila tidak memiliki rasa nasionalisme dan patriotisme.

Seiring dengan masuknya teknologi modern ke Indonesia, nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme semakin memudar, terutama di kalangan anak muda di milenium ini. Runtuhnya Pancasila membawa dampak negatif bagi bangsa Indonesia ini. Menegaskan kembali pentingnya nilai-nilai Pancasila di kalangan milenial dengan cara yang mudah dipahami membutuhkan strategi yang mengutamakan mendengarkan keinginan anak-anak milenial akan Pancasila daripada menggurui budaya. Di zaman sekarang ini, anak-anak generasi milenial menggunakan teknologi terkini seperti media sosial. Tentunya, kita punya strategi untuk memahami dan menanamkan nilai-nilai pancasila para milenial. Kita harus menggunakan berbagai platform media sosial dan teknologi informasi. Untuk mencegah kehancuran yang disebabkan oleh pesatnya perkembangan teknologi dan upaya memecah belah negara, negara harus kembali ke Pancasila.

Filosofi Pancasila sebagai bangsa Indonesia secara alamiah terbentuk dalam sejarah yang panjang, termasuk pandangan hidup, karakter, dan nilai luhur bangsa Indonesia. Upaya penanaman nilai-nilai Pancasila bagi kaum milenial adalah:

1. Menumbuhkan semangat nasionalisme, pluralisme, dan patriotisme.

2. Sangat menghormati hak asasi manusia (HAM).

3. Adanya pemahaman bahwa hanya dengan memelihara nilai-nilai luhur Pancasila bangsa Indonesia dapat selamat, berkarakter kuat, dan memiliki peradaban yang unggul dalam pergaulan internasional.

Sebagai generasi penerus, kita harus mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus berterima kasih kepada para pahlawan yang telah berhasil mendirikan fondasi negara sebagai jalan hidup atas jasa mereka. Seperti yang kita semua tahu, pertempuran sejauh ini sangat sulit, tetapi para pahlawan tidak akan menyerah, menyerah dengan mudah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun