Mohon tunggu...
Novitania
Novitania Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Writer and Blogger

Content creator, and Blogger. Coffee and makeup enthusiast. an amateur photografer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Siapa Sangka, Anak SMP di Bali Bisa Menginspirasi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

9 September 2019   00:25 Diperbarui: 9 September 2019   10:03 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aku bersama Ida Ayu Trishna (dokpri)

"Kami gunakan untuk keperluan kelas kak, seperti kalau ada lomba menghias kelas, atau untuk menjenguk teman yang sakit." ucap mereka dengan senyuman. Dan aku hanya bisa membalas dengan anggukkan penuh kekaguman.

Berkeliling SMP Wisata Sanur Bali, cukuplah menjadi pelajaran bermakna untukku, bahwa mengelola sampah dan menjaga lingkungan tak pernah kenal usia. Semua dari kita memiliki kewajiban yang sama, bahwa kelestarian lingkungan haruslah kita jaga!

Belajar Mengolah Sampah dari SMP Wisata Sanur Bali 

Sumber: instagram.com/aqualestari
Sumber: instagram.com/aqualestari

Pulang dari Danone Blogger Academy 3, ada hal yang pelan-pelan mulai aku terapkan di rumah. Kini, sampah-sampah rumah tangga tak lagi kubuang begitu saja. Aku berusaha menerapkan apa yang Ida Ayu Trishna dan kawan-kawannya lakukan, yaitu menjadikan sampah menjadi sesuatu yang berdaya guna untuk lingkungan.

Hal Inilah yang aku harapkan bisa diterapkan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Kita semua bisa kok mengolah sampah rumah tangga menjadi sesuatu yang bermanfaat. Mengutip dari bali.litbang.pertanian.go.id, ada 10 langkah mudah yang bisa kita lakukan untuk mengolah sampah organik rumah tangga menjadi pupuk, yaitu:

1. Kumpulkan sampah organik rumah tangga (pastikan tidak ada sampah anorganik yang menyertainya)
2. Siapkan formula fermentasi yang terdiri dari aktivator pengomposan (EM-4), air, dan molase (air gula)
3. Potong sampah organik menjadi kecil-kecil
4. Semprotkan air hingga merata (jika diperas tidak menetes)
5. Tambahkan formula fermentasi pada campuran sampah organik
6. Masukkan campuran sampah dan formula fermentasi ke dalam komposter lalu putar hingga tercampur
7. Pastikan sampah yang tercampur bersuhu ideal (30 -- 40 derajat celcius) dan biarkan hingga lima hari
8. Setelah lima hari, sampah organik telah menjadi kompos dan dapat dikeluarkan dari komposter
9. Biarkan hingga kering (hindari dari sinar matahari langsung)
10. Kompos siap digunakan.

Sumber: instagram.com/aqualestari
Sumber: instagram.com/aqualestari

Bukan hanya sampah organik saja, sampah anorganik juga bisa kita kelola sehingga memiliki nilai ekonomis. Caranya juga terbilang mudah, kita bisa mengelolanya dengan prinsip 3R, yaitu:

1. Reuse (penggunaan kembali)
Reuse adalah menggunakan kembali sampah secara langsung dengan fungsi yang sama ataupun berbeda.

Contohnya:
Kita bisa menggunakan botol plastik yang sudah kosong sebagai wadah untuk menyimpan pupuk kompos yang sudah kita buat sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun