Mohon tunggu...
Novitalia
Novitalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa suka menggambar jika suasana hati saya tidak baik, dan saya memiliki hobi memasak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apa Salah jika Pekerjaan di Desa Berbeda?

8 September 2022   08:35 Diperbarui: 8 September 2022   09:15 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Maka dari itu, agar desa layak untuk menjadi komoditas para sarjana, yang tentunya pola hidup didesa tidak bisa disamakan dengan orang desa pada umumnya,maka harus ada langkah-langkah srategis. Misal, para sarjana tentu terbiasa melakukan pekerjaan berbasis internet. 

Nah, ini problem didesa, akses internet belum merata. Bagaimana mungkin para pendidikan itu termotivasi untuk lanjut ke perguruan tinggi jika salah satu "kebutuhan pokok" mereka saja tidak tercukupi?

Selain fasilitas, tentunya pemerintah juga perlu menyediakan lapangan kerja yang layak untuk para sarjana desa. Agar tidak membenarkan dugaan salah masyarakat desa, bahwa sekolah tinggi-tinggi percuma jika ujungnya hanya jadi pekerja dengan penghasilan tidak menjamin penghidupan.

Realitanya di desa sekarang, lapangan kerja yang sesuai dengan prospek sesuai sarjana belum ada. Paling hanya guru SD atau SMP,SMK, itupun gaji tidak seberapa.

Kebanyakan yang terjadi permasalahan sosial pendidikan tinggi diperdesaan yakni banyak masyarakat seperti mempermasalahkan pekerjaan sarjana kenapa berbeda dengan gelarnya, banyak juga yang berfikir "percuma cari ilmu tinggi-tinggi kalau ujung-ujungnya kerjanya sama seperti yang tidak berpendidikan tinggi atau malah nganggur atau gak malah langsung menikah".

Hal ini biasanya disebabkan karena banyak yang lulusan perguruan tinggi yang bekerja tidak sesuai gelar/jurusannya, ini juga biasanya disebabkan karena jumlah lapangan pekerjaan kurang atau pekerjaan yang sesuai gelar/jurusannya tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang tersedia. 

Sehingga saat ini sering menjadi masalah utama para mahasiswa yang baru selesai kuliahnya yang mencari pekerjaan. Menyebabkan munculnya penurunan produktivitas pekerjaan yang tidak sesuai dengan gelar/jurusan  para sarjana, dan menyebabkan masyarakat berasumsi sesuai yang mereka lihat.

Sebagai orang tua desa memandang pendidikan mungkin hanya membuang-buang waktu,dan tenaga. Padahal, jika pendidikan tinggi, bukan hanya potensi ekonomi tercukupi, tetapi juga akan menjadi generasi intelektual yag mampu berkontribusi untuk peradaban.

Maka dari itu dibutuhkan penjelasan atau sosialisasi tentang pendidikan tinggi yaitu melalui tindakan sosial, memberikan motivasi melalui penjelasan mengenai perilaku orang tua terhadap anak,dukungan terhadap anak, dll. 

Dengan diadakannya motivasi ini dikarenakan perkataan dari orang tua pasti sudah menjadi nasehat dan nantinya pasti akan ditiru oleh anak-anaknya pada usia dini hingga dewasa nanti. Anak selalu meniru semua yang dilakukan orang tua atau lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, dalam memberikan pendidikan harus diarahkan ke anak bahwa pendidikan tinggi itu penting bagi masa depannya.

Selanjutnya jika ada Faktor yang mempengaruhi kesadaran orang tua terhadap pendidikan, minat anak serta didorong keadaan lingkungan yang mendukung baik maka semuannya akan merubah tingkah laku dan pemikiran tentang pendidikan tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun