Mohon tunggu...
Bahas Sejarah
Bahas Sejarah Mohon Tunggu... Guru - Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Menghargai Sejarah Bangsanya Sendiri

Berbagi kisah sejarah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Fakta Tersembunyi di Balik Hardiknas

2 Mei 2023   05:00 Diperbarui: 2 Mei 2023   17:39 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selamat Hardiknas 2023 (sumber: dokpri)

Hari Pendidikan Nasional, yang diperingati setiap tanggal 2 Mei, ternyata memiliki kisah uniknya sendiri. Ketetapan yang diambil dari hari kelahiran tokoh nasional, Ki Hajar Dewantara, pada 2 Mei 1889 silam. Kita tentu tahu, bahwa Ki Hajar adalah Bapak Pendidikan. Dibalik segala kontroversi yang ada.

Kontroversi yang dimaksud tentu saja mengenai Bapak Pendidikan. Jika dirunut pada masa Kebangkitan Nasional, Taman Siswa dapat dikatakan sebagai asal muasal sekolah bagi rakyat Indonesia. Namun, cikal bakal sekolah sebenarnya sudah digagas dan dikembangkan oleh tokoh nasional lainnya. Yakni Tan Malaka, dengan Sekolah Sarekat Islam.

Sekolah gagasan Tan Malaka ini berdiri setahun lebih awal dari Taman Siswa. Tepatnya pada tanggal 6 Juni 1921, di Semarang, sekolah besutan Tan Malaka lahir untuk memberi kebutuhan pendidikan bagi masyarakat pribumi. Sedangkan Taman Siswa baru berhasil didirikan pada tanggal 3 Juli 1922, di Jogjakarta.

Sekolah Tan Malaka ini pun berhasil berdiri di Bandung dan Ternate. Pelajaran Membaca, Menulis, Berhitung, Ilmu Bumi, dan Bahasa, menjadi kurikulum utama yang dikembangkan olehnya. Namun, pada tahun 1922, Tan Malaka dibuang oleh Pemerintah Kolonial ke Negeri Belanda. Lantaran kegiatannya dianggap memberi angin segar bagi pendidikan masyarakat pribumi.

Ada yang menarik mungkin mengenai kebijakan penokohan Ki Hajar Dewantara. Karena secara faktual, Taman Siswa lebih terstruktur dibandingkan Sekolah Sarekat Islam. Selain karena Sekolah Tan Malaka berkaitan dengan organisasi politik. Sedangkan Taman Siswa independen berdiri atas dasar kebutuhan pendidikan.

Atas dasar inilah mengapa kemudian Taman Siswa didaulat sebagai cikal bakal organisasi kependidikanan nasional. Dimana Ki Hajar Dewantara adalah inisiator utamanya. Seiring perkembangan waktu pun dapat diketahui bahwa Taman Siswa lebih tahan banting menghadapi pergolakan politik yang ada. Baik menghadapi konflik militer ataupun persoalan peralihan masa penjajahan.

Sedangkan Sekolah Tan Malaka tidak mampu berdiri seiring beralihnya Sarekat Islam kepada misi politik dan perjuangan nasional. Maka tidak heran, jika Taman Siswa kemudian dijadikan tonggak utama kebangkitan pendidikan Indonesia. Bersamaan dengan Ki Hajar Dewantara yang didapuk menjadi Bapak Pendidikan Nasional.

Walaupun mungkin Tan Malaka dianggap memiliki kontroversi lain yang menjadikannya tidak tercatat sebagai tokoh perintis pendidikan Indonesia.

Melalui Keputusan Presiden No. 316, Tahun 1959, ditetapkanlah Hari Pendidikan Nasional sebagai hari yang selalu diperingati pada tanggal 2 Mei. Sesuai dengan hari lahir Ki Hajar Dewantara. Sebagai bagian untuk penghormatan terhadap jasa-jasa beliau di masa lalu. Khususnya dalam upaya pengembangan pendidikan bangsa Indonesia.

Sampai saat ini, semboyan yang selalu dikenal adalah; "Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani". Harapan guru sebagai tauladan dan berada di tengah murid serta senantiasa memberi dorongan kepada murid, kiranya dapat selalu menjadi inspirasi bagu para guru hingga kini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun