Mohon tunggu...
Bahas Sejarah
Bahas Sejarah Mohon Tunggu... Guru - Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Menghargai Sejarah Bangsanya Sendiri

Berbagi kisah sejarah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Henk Ngantung Kisah Seniman Penguasa Jakarta

17 Maret 2023   06:00 Diperbarui: 17 Maret 2023   06:17 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Henk Ngantung (sumber: pbs.twimg.com)

Jika penguasa Jakarta identik dengan jabatan sebagai Gubernur, maka Jakarta memiliki profil para pemimpin yang memiliki beragam latar belakang. Baik yang berlatar belakang politik, militer, intelektual, bahkan dari kalangan seniman. Ialah, Henk Ngantung, sosok dibalik jabatan Gubernur Jakarta pada tahun 1964 hingga 1965.

Tahun-tahun betapa kerasnya benturan ideologi dan politik tengah terjadi di Indonesia. Henk Ngantung, adalah pria kelahiran Manado pada 1 Maret 1921. Tokoh yang memiliki nama asli Hendrik Hermanus Joel Ngantung ini mempunyai bakat seni yang didapatnya secara otodidak.

Tepatnya sejak tahun 1940, kala ia berkenalan dengan salah satu maestro lukis Indonesia, Sudjojono. Sejak masa pendudukan Jepang, bakat seninya memang terasah sesuai dengan realitas di zaman itu, yakni realisme. Masa perjuangan (revolusi), dapat dianggap sebagai puncak karirnya dalam dunia seni lukis.

Lukisan "orang memanah" yang fenomenal itu, dibuat secara langsung olehnya dengan Bung Karno sebagai modelnya. Bahkan ketika Indonesia merdeka, bersama seniman Angkatan '45, ia mendirikan perkumpulan Gelanggang Seniman Merdeka pada tahun 1946. Sebuah wadah untuk para seniman Indonesia yang bergerak demi kemajuan kebudayaan Indonesia.

Medio 1948 hingga 1955, namanya semakin melejit lantaran berhasil menggerakan semangat revolusi bagi para seniman. Tujuannya ya untuk menjaga semangat perjuangan melalui berbagai macam karya budaya. Baik dalam seni peran, sastra, lukis, maupun musik. Maka tidak mengherankan, jika Henk Ngantung memiliki kedekatan khusus dengan Bung Karno.

Sejak tahun 1957, namanya pun muncul sebagai anggota Dewan Nasional. Tetapi ia tidak terlalu asyik dalam dunia politik, yang akhirnya membuat dirinya bergabung bersama Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra). Sebuah lembaga budaya yang terafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Bahkan ia sempat menjabat sebagai Sekretaris Umum Lekra pada tahun 1959. Pada tahun 1964, Bung Karno akhirnya mempercayakan kepadanya jabatan sebagai Gubernur Jakarta. Selama masa kepemimpinannya, ia pun terlibat dalam proyek Mercusuar Bung Karno. Henk Ngantung, adalah tokoh dibalik perancangan patung Selamat Datang di Bundaran HI.

Perhatiannya kepada kaum marjinal di Jakarta pun menjadi program utamanya ketika menjabat. Selain membuat Jakarta sebagai kota budaya dan seni Indonesia. Walau program-program tersebut kerap dianggap sebagai hasil propaganda PKI, yang tengah gencar melakukan kampanyenya.

Tetapi, sejak bulan Juli 1965, jabatannya secara tiba-tiba dicabut oleh Bung Karno. Tanpa diketahui alasan pemberhentiannya atas dasar apa. Apakah kondisi politik yang kala itu semakin memanas, atau karena kebijakan-kebijakannya yang dianggap tidak sejalan dengan Pemerintah? Hanya Bung Karno yang mengetahuinya.

Sejak tragedi September 1965 terjadi, Henk Ngantung langsung menjadi incaran lawan politik Bung Karno. Lantaran ia dianggap sebagai aktivis Lekra, dan terlibat dalam upaya kudeta PKI di bulan Oktober 1965. Hal inilah yang membuat hidupnya berubah drastis. Ia ditetapkan sebagai tahanan kota, tanpa pernah diadili ataupun dipenjara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun