Mohon tunggu...
Bahas Sejarah
Bahas Sejarah Mohon Tunggu... Guru - Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Menghargai Sejarah Bangsanya Sendiri

Berbagi kisah sejarah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Para Pejabat yang Hidup Tanpa Gelimpang Harta

7 Maret 2023   06:00 Diperbarui: 7 Maret 2023   06:37 683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Moh. Hatta (sumber: proklamator.id/bung hatta)

Berlomba-lomba dalam perjuangan mungkin jargon yang dimiliki oleh para pejabat kita dahulu kala. Berbeda dengan para pejabat kita kini, yang secara terang-terangan asyik dengan aksi unjuk kemewahan dengan segala fasilitas yang dimilikinya. Khususnya fasilitas Negara dan kekuasaan pribadi dalam area-area publik. Walau kiranya tidak semua demikian.

Tetapi, saat ini adalah fakta dimana sikap kontradiktif sebagai pelayan masyarakat justru terbalik dengan posisi masyarakat sebagai pelayannya. Seperti yang belakangan ini marak terjadi. Nah, kiranya dapat kita lihat bersama, bagaimana seorang pejabat Negara pada masa lalu yang berintegritas tinggi dalam bertindak dan berlaku dihadapan rakyatnya.

1. Moh. Hatta

Disini secara tegas dituliskan bahwa Moh. Hatta adalah simbol kesederhanaan pemimpin Negara. Selain kiprahnya sebagai salah seorang Proklamator, beliau nyaris tidak pernah memanfaatkan fasilitas Negara untuk kepentingan pribadinya. Terkecuali jika ada hal mendesak, lantaran butuh pengawalan ketika ada di suatu daerah rawan konflik.

Sebagai seorang tokoh yang lebih mengedepankan integritas, Moh. Hatta bukan sekedar memberi instruksi untuk hidup sederhana kepada para Menterinya. Melainkan langsung memberikan contoh secara langsung, bagaimana kesederhanaan itu adalah tanggung jawab moral bagi para pejabat Negara. Bukan untuk bermewah-mewahan ditengah kondisi Negara yang tidak baik.

Bahkan ketika Moh. Hatta pensiun dari jabatannya sebagai Wakil Presiden, beliau mengembalikan dana taktis yang menjadi haknya kepada Negara. Bahkan menolak berbagai jabatan yang diberikan guna memperbaiki keadaan ekonomi keluarganya. "Apa kata rakyat nanti?", lantaran beliau dengan tegas dalam memegang prinsip dan idealismenya sebagai pejuang rakyat.

2. Haji Agus Salim

Siapa yang tidak kenal dengan seorang diplomat kawakan Indonesia ini? Sebagai Negarawan yang sangat andal dalam melakukan diplomasi dan menguasai tujuh bahasa asing (Belanda, Inggris, Jerman, Perancis, Turki, Arab, dan Jepang). Haji Agus Salim faktanya tidaklah hidup dengan gelimpang harta.

Bahkan Perdana Menteri Belanda, Willem Schermerhorn mengutarakan salah satu kelemahan beliau, yakni hidup melarat. Sebagai seorang tokoh yang dijuluki dengan istilah "The Grand Old Man" oleh Bung Karno ini, memang tidak senang dengan gaya hidup mewah. Ketika hendak kemana-mana beliau juga lebih asyik mengowes sepeda onthel tuanya.

Hingga di akhir hayatnya, rumah kediamannya pun hanya terletak di sebuah gang sempit yang statusnya sewa. Yap, selama hidupnya beliau memang kerap pindah-pindah kontrakan untuk keluarganya. Nyaris tidak ada fasilitas lebih dari Negara yang dipakainya, pun dengan gaji yang hanya dipakai untuk sekedar memenuhi kebutuhan makan dan kesehariannya semata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun