Mohon tunggu...
Bahas Sejarah
Bahas Sejarah Mohon Tunggu... Guru - Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Menghargai Sejarah Bangsanya Sendiri

Berbagi kisah sejarah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal John Lie Sang Pelaut Pejuang Republik

14 Oktober 2022   15:00 Diperbarui: 14 Oktober 2022   15:01 847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Laksamana Muda John Lie (sumber: wikipedia)

Mungkin jarang ada yang mengenal dan mendengar kiprah serta perjuangan seorang tokoh Tionghoa ini. Yup, ialah John Lie, seorang Laksamana Muda kelahiran Manado, Sulawesi Utara, pada tanggal 21 Maret 1911. Pejuang yang memiliki nama asli Lie Tjeng Tjoan ini pada awalnya hanyalah seorang pelaut muda di sebuah kapal Belanda.

Selama mengikuti pelatihan di sekolah pelayaran Belanda, beliau pun mendapatkan pelatihan militer angkatan laut selama masa-masa Perang Dunia II. Pengetahuannya mengenai seluk beluk sistem militer Angkatan Laut membuat dirinya bergabung dengan badan perjuangan rakyat usai Indonesia merdeka.

Sebelum diterima kedalam Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI), beliau berjuang membangun basis kekuatan pemuda pejuang di Kesatuan Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS). Bukan kaleng-kaleng, beliau adalah seorang pelaut yang ahli dalam menjinakkan ranjau laut, tatkala bertugas di pelabuhan Cilacap.

Masa bersiap semakin mendorong niatnya untuk berjuang membangun basis ekonomi melalui perniagaan laut. Seperti yang kita ketahui bahwa kala itu kondisi ekonomi Indonesia merdeka baru masih terpuruk. Sebagai dampak dari Perang Dunia II dan tentunya untuk membiayai berdirinya sebuah negara yang berdaulat.

John Lie memiliki kapal cepat yang dikenal dengan nama "The Outlaw". Sebuah kapal cepat bernomor PPB 58 LB, bersama beberapa pelaut ALRI, beliau kerap melakukan pelayaran intai terhadap Angkatan Laut Belanda. Hal ini dilakukannya guna memahami gerak dari pasukan laut Belanda yang selalu berpatroli di sekitar perairan Aceh (Malaka).

Melalui aksi-aksi pengamanan kapal-kapal dagang Republik yang berniaga dengan bangsa (Singapura dan Malaysia) lain inilah, yang kelak membuat nama John Lie semakin tenar di kalangan pejuang Angkatan Laut Indonesia. Dibalik aksinya mengawal dengan menembus blokade Belanda sekiranya kas Negara dapat terpenuhi sedikit demi sedikit.

Dari hasil perniagaannya, barang-barang mentah dapat ditukar dengan senjata dan obat-obatan guna memenuhi kebutuhan perjuangan bangsa Indonesia. Kala itu, markas utama ALRI berada di daerah Kutaraja (sekarang Banda Aceh). Satu-satunya wilayah yang jarang dijangkau oleh armada Belanda ketika mencoba menjajah kembali Indonesia di tahun 1948-1949.

Sejak tahun 1946, kiprah John Lie dalam membangun kekuatan ALRI tentu tidak dapat diragukan. Sebuah kekuatan angkatan laut Republik yang sedianya masih jauh dari kata baik. Terlebih, kapal-kapal cepat yang ada hanya dipersenjatai dengan senjata ala kadarnya. Tentu bukan tandingan bagi kapal-kapal patroli Belanda yang dilengkapi senjata berat.

"Tapi, tidak ada sedikitpun rasa gentar dalam mengarungi setiap gelombang lautan dimatanya", seperti yang pernah diungkap oleh Laksamana Sudomo. Tekadnya menantang Belanda di lautan sangat keras layaknya karang yang kokoh, walau sejatinya beliau paham betul mengenai kemampuan tempur ALRI kala itu.

Yap, ialah John Lie, sang penguasa lautan Indonesia. Salah satu pejuang ALRI yang sudah jelas kontribusinya bagi mempertahankan kedaulatan bangsanya. Sekiranya inilah kisah dari pejuang lautan Indonesia yang dapat dituliskan, semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun