Mohon tunggu...
Novita sarigayo
Novita sarigayo Mohon Tunggu... Lainnya - Keterangan profil yang lan bisa di liat di fb : Novita gayo ig: nobitaabasrii_gayo

Mahasiswi UIN SU Jurusan pemikiran politik islam Fakultas Ushuluddin dan studi islam

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kalau Bisa Memilih kenapa Harus Golput?

11 Agustus 2020   12:01 Diperbarui: 11 Agustus 2020   12:12 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hay hay di era milenial dan serba kemajuan ada saja permasalahan yang mengandung unsur unsur politik, pemilu misal nya.  Pemilu atau Pemilihan Umum merupakan prose memilih orang untuk dijadikan pengisi jabatan-jabatan politik tertentu, mulai dari presiden, wakil rakyat di berbagai tingkat pemerintahan sampai dengan kepala desa.

Pengertian lain Pemilu adalah salah satu upaya dalam mempengaruhi rakyat secara persuasif (tidak memaksa) dengan melaksanakan aktivitas retorika, hubungan politik, komunikasi massa, lobi dan aktivitas lainnya.
Tapi, yang jadi permasalahan sekarang bukan pemilu nya tapi golput.

Apa itu golput? Kenapa golput masih saja sering terjadi di setiap pemilu?

Pertanyaan itu akan kita bahas di artikel ini.
Pengertian golput

Golput (Golongan Putih) adalah sikap untuk tidak memilih calon yang ditawarkan dalam Pemilu. Caranya macam-macam mulai dari tidak datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) sampai membuat kertas suara tidak sah. Istilah golput ini diciptakan aktivis mahasiswa pada 1971 sebagai gerakan boikot terhadap Pemilu yang tidak demokratis dan korup karena didikte rezim orde baru. Pasca reformasi, Pemilu dianggap lebih demokratis dan golput direduksi maknanya menjadi apatisme politik. Golput merupakan senjata pamungkas yang di anggap sebagian orang untuk mengelak dari pemilihan yang tidak sesuai ideologi mereka

Istilah golput (golongan putih) merupakan istilah yang sering digunakan pada politik untuk orang atau kelompok yang menolak menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan umum. Penolakan menggunakan hak pilih mereka dapat disebabkan beberapa alasan ideologi seperti krisis kepercayaan terhadap institusi negara, janji-janji dan idealisme nasionalisme, partai politik, dan lain sebagainya. Hal hal ini menyebabkan ketidak percayaan sebagian orang , dari pada saya memilih orang yang salah mending saya tidak memili begitu pikir sebagian orang.

Kaum milenial adalah subjek yang sangat rentan dengan adanya golput .Kaum muda seringkali dikategorikan sebagai kelompok usia yang terpisah dari politik dan kondisi ini berkontribusi terhadap timbulnya rasa apatis hingga keterasingan terhadap politik.
Rasa apatis ini muncul di kalangan muda karena mereka yakin bahwa politikus sebenarnya tidak peduli dan mereka akan segera melupakan janji-janji yang mereka sampaikan pada saat kampanye. Rasa apatisme terhadap politik ini muncul kuat di kalangan muda Indonesia.

Apakah cuma itu penyebab seseorang untuk golput?

Tentu saja tidak, banyak hal yang menyebabkan seseorang untuk golput. Pertama, karena tidak terdaftar atau tidak mendapat kartu pemilih atau kartu undangan pemilih belum sampai. Kedua, orang yang terdaftar dan memiliki kartu undangan pemilih tetapi tidak datang ke TPS karena ada urusan lain yang mendesak atau lebih memilih kerja mencari uang. "Atau karena faktor sakit, dan lain sebagainya. Ketiga,orang yang dengan sadar atau dengan sengaja tidak menggunakan hak pilihnya karena menilai partai peserta pemilu, caleg atau pasangan capres yang ada tidak ada yang sesuai dengan pilihan mereka. Keempat, masyarakat yang dengan sadar tidak menggunakan hak pilihnya karena menilai pemilu tidak ada gunanya. Karena menganggap tidak linier dengan kesejahteraan yang mereka idam-idamkan.

Golput berkembang pesat di Indonesia dikarenakan kurang nya kesadaran masyarakat akan betapa pentingnya untuk memberikan suara dalam pemilu. Kurangnya kesadaran ini juga di dukung kurang nya sosialisasi yang di lakukan pemerintah atau elit politik dan para akademisi politik di dukung juga letak suatu tempat yang sulit di jangkau untuk melakukan sosialisasi, lagi lagi ini adalah faktor yang di tenggarai oleh kita bersama.

Jadi, berpartisipasi dalam pesta demokrasi itu penting, kenapa penting? Karena nasib atau kesejahteraan suatu daerah akan di pegang oleh pemimpin yang kita pilih selama 5 tahun. Dengan kita memilih setidaknya kita sudah peduli dengan nasib bangsa, kita sudah menjadi rakyat yang baik dengan memberikan suara kita dalam pesta demokrasi.

Demikian pandangan saya mengenai pentingnya partisipasi warga negara dalam pesta demokrasi di Indonesia.

Penulis 

Nama : Novita sari gayo

Jurusan : pemikiran politik islam

                   Ushuluddin dan studi islam

                   UIN Sumatera Utara

Dari : KKN -DR 106 UINSU

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun