Oleh : Novita Ekawati
___________________
Posisi kampus sebagai pencetak intelektual nampaknya tergerus oleh keadaan. Bagaimana tidak, kondisi yang sekuler kapitalistik membuat semua orientasi pendidikan bermuara pada materi dan keuntungan semata. Biaya pendidikan yang mahal, ditambah dengan beban tugas yang terkadang tidak dimengerti oleh para mahasiswa. Itu hanyalah sederet masalah yang sedikit di ungkapkan dari persoalan pendidikan perguruan tinggi saat ini.
Tidak hanya di Indonesia tapi di seluruh negara manapun menerapkan pola sama dalam mendidik dan mencetak generasi bangsa. Maka tak heran, lulusan-lulusan yang dihasilkan pun juga akan mengarah pada pemikiran-pemikiran yang sekuler kapitalistik.Â
Contoh ketika seorang ilmuwan menemukan hasil penelitian yang bermanfaat untuk kehidupan masyarakat secara keseluruhan, kemudian hasil yang diteliti tersebut disebar luaskan kepada masyarakat melalui media yang dimiliki. Namun apa yang terjadi, seringkali para peniliti mengalami kesulitan untuk mendayagunakan temuannya tersebut. Hal ini karena sulitnya para ilmuwan mendapat fasilitas yang mudah, murah bahkan gratis sekalipun dalam proses penelitian lanjutannya. Ditambah tidak didukungnya hasil penelitian yang mereka temukan di akomodir oleh negara agar dimanfaatkan seluas-luasnya untuk masyarakat tanpa profit ataupun tanpa berbisnis pada ummat.
Inilah kondisi yang ditemukan saat ini. Sangat sedikit para mahasiswa ataupun ilmuwan yang difasilitasi dengan mudah oleh negara, namun berbeda dengan negara Islam saat memimpin masyarakat. Semua kebutuhan masyarakat dalam proses pendidikan dipenuhi seluruhnya oleh negara, bahkan kaum muslimin kaya berbondong-bondong untuk memberikan kontribusi terbaik dalam sektor ini, tanpa berharap imbalan materi dari semua yang dilakukan, karena negara maupun masyarakat berjalan pada asas keimanan untuk memberikan yang terbaik dan berharap keridhaan Allah semata.
Landasan iman dan ketaatan yang takkan ditemukan di negara ideologi manapun selain Islam. Kampus dalam Peradaban Islam bahkan mampu membantu menyelesaikan problem masyarakat di luar Negara Khilafah Islam, yang tidak mampu dipecahkan negaranya sendiri. Artinya posisi kampus sebagai problem solver bahkan bisa dinikmati rakyat yang berada di luar Negara Khilafah Islam sekalipun.
Kunci utamanya adalah Islam itu sendiri. Islam yang memiliki berbagai konsep pemecahan masalah manusia dijadikan sebagai referensi utama bagi intelektual.
----------
Pengelolaan pendidikan tinggi dalam Khilafah Islam dirancang untuk mengoptimalkan potensi intelektual untuk kemanfaatan umat. Bukan melayani kepentingan korporasi apalagi menjadi antek negara lain.