"Terlambatnya pemberian Allah setelah engkau bersungguh-sungguh berdoa janganlah menyebabkan dirimu berputus asa. Allah menjamin doa yang kau panjatkan atas kehendakNya, bukan atas kehendakmu."Â (Ibnu Atho'illah)
Seseorang mungkin kecewa ketika doa yang dipanjatkan tak juga dikabulkan, harapan yang segunung, keinginan yang besar dan menggebu-gebu atas doa yang dipinta seringkali membuat doa semacam paksaan yang harus segera dikabulkan saat itu. Seolah dirinya adalah penghamba yang punya wewenang untuk memaksa majikannya mengabulkan harapan.
Padahal adab berdoa pun perlu diperhatikan, bagaimanapun manusia adalah penghamba Sang Penciptanya. Bukan wewenang penghamba untuk mengatur keinginan Penciptanya, tentu saja Pencipta lebih tau kapan waktu yang tepat untuk memberi dan tau kapan doa dikabulkan.
Tidaklah pantas penghamba bersikap tak sopan, bagaimanapun Raja di atas segala-galanya, dan raja itu adalah Allah azza Wajalla yang menciptakan semua semesta beserta isinya. Dan tidaklah pantas penghamba bersikap memaksa meski keinginan itu bersifat mendesak dan urgen sekalipun, karena bagaimanapun yang lebih mengetahui dirimu adalah pencipta hidupmu (Allah swt).
Semua yang dilakukan manusia untuk menebus semua harapan tersebut tak cukup hanya dengan berbuat baik, karena Allah lebih butuh penghambaanmu bukan kebaikanmu pada mahlukNya karena berharapnya dikabulkan doa-doamu.
Sungguh tak sebanding amalmu dengan KaruniaNya yang begitu besar, karena doa mu hanyalah wujud kecintaanNya agar engkau mengakui bahwa dirimu lemah tanpa kekuatan dan pemberian dariNya.
Allah selalu Maha Mengetahui apa yang tersirat dan tersurat di dalam hati hambaNya, baik itu tulus engkau ucapkan ataukah dirimu asal-asalan berdoa, Dia mengetahui semuanya. Namun Dia begitu penyayang sehingga Dia akan selalu memberi apa yang kau pinta, sebagaimana janjiNya,
"Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS. Al Baqarah: 186)
Allah mengetahui apa yang terbaik untuk hambaNya, Allah memberi karena RahmatNya, bukan karena kehendakmu. Allah Maha Mengetahui kapan waktu yang tepat untuk mengabulkan doa-doamu dan itu adalah hak Allah atas dirimu.
Seringkali manusia mengeluh atas doa yang tiada terkabul, dan kadang menyalahkan Tuhan atas apa yang menimpa dirinya dan belum terkabulnya doa. Hingga pada akhirnya ia pun lelah berdoa dan berubah harapannya kepada Allah, berprasangka buruk pada Rabb- nya. Naudzubillah min dzalik.
Hati yang berbaik sangka tentunya akan yakin bahwa Rabb- nya akan segera mengabulkan doa-doanya, baik itu cepat ataupun lambat. Namun hamba yang tenang dan selalu beriman akan yakin bahwa janji Tuhannya tak mungkin ingkar. Hingga akhir dari setiap doa yang dipanjatkannya akan selalu bersandar pada keinginan Tuhannya, bukan lagi keinginan dirinya.