Mohon tunggu...
Novi Maulana Sofa
Novi Maulana Sofa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Suka membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Politik

PERBANDINGAN PANCASILA DENGAN IDEOLOGI EROPA (Penguatan di Era Globalisasi)

29 November 2024   20:06 Diperbarui: 29 November 2024   20:06 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memiliki karakter mengedepankan keseimbangan nilai spiritual, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial. Nilai-nilai tersebut diturunkan pada budaya dan tradisi Indonesia yang lahir untuk menjadi pedoman kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pancasila dibuat untuk menerima perbedaan budaya, suku, dan agama yang ada di Indonesia, sehingga dapat menjadikan dasar masyarakat Indonesia yang beragam. Kalau idiologi Eropa lebih mengutamakan keselarasan dan keseimbangan. Jadi pancasila berbeda dengan ideologi Eropa seperti liberalisme, sosialisme, dan kapitalisme. Meskipun ideologi Eropa sering kali muncul dari revolusi sosial dan transformasi politik yang signifikan pancasila dibangun melalui kesepakatan yang mencerminkan semangat kebersamaan yang ada di masyarakat Indonesia. Dalam era globalisasi dapat ditandai dengan kemajuan teknologi, interaksi lintas budaya, dan integrasi ekonomi global, keyakinan nasional berjuang untuk mempertahankan identitas nasionalnya dan bersaing dengan transformasi.

Dalam konteks penguatan di era globalisasi ini bertujuan membandingkan pancasila dengan ideologi Eropa. Berdasarkan perbandingan, pancasila lebih inklusif dalam menerima berbagai budya, liberalisme mengutamakan kebebasan individu, kapitalisme fokus pada pasar bebas, dan sosialisme menekankan pemerataan. Dalam pelaksanaannya, ideologi Eropa seringkali ekstrem dalam tekanan nilai tertentu, yang terkadang menyebabkan perbedaan sosial dan budaya. Di sisi lain pancasila menjadi pengaruh Indonesia untuk bersatu di tengah global dengan cara yang lebih moderat. Sedangkan di era globalisasi terdapat peluang maupun tantangan, termasuk ancaman homogenisasi budaya, peningkatan ketimpangan sosial, dan dominasi ekonomi negara maju. Indonesia dapat mengatasi globalisasi dengan menyeimbangkan, mempertahankan keberagaman, dan membangun daya saing melalui nilai-nilai Pancasila.

Pembahasan ini menekankan pentingnya karakter pendidikan, literasi ideologi, dan kebijakan publik untuk memperkuat pancasila di era globalisasi. Pancasila sebagai ideologi yang sesuai dengan budaya beragam di Indonesia berupaya untuk menjaga keseimbangan antara nilai-nilai individu, kolektif, dan lokal dalam menghadapi dinamika global. Keadilan sosial, pelestarian budaya, dan daya saing global dapat didukung dengan penerapan pancasila dalam kebijakan publik. Oleh karena itu, pancasila bukan hanya dasar negara tetapi juga solusi untuk bersatu dalam menghadapi tantangan globalisasi.

Pancasila adalah dasar negara dan ideologi resmi Indonesia. Kata “Pancasila” berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari dua kata, yaitu “panca” yang berarti lima dan “sila” yang berarti prinsip atau dasar. Jadi, Pancasila secara harfiah berarti “lima prinsip” (Dwi Anugrah, 2023). Pancasila mencerminkan nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan tujuan yang menjadi landasan ideologi negara Indonesia. Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia memiliki kedudukan yang kuat dan tak tergoyahkan. Menjadi landasan moral, ideologi, dan identitas nasional yang berfungsi sebagai pijakan untuk membangun masyarakat yang adil, beradab, dan demokratis. 

Namun, tantangan yang di hadapi terhadap ideologi bangasa pada era globalisasi semakin kompleks. Dimana dengan adanya kemajuan teknologi, pertukaran data yang cepat, dan interaksi lintas budaya menjadi pengaruh bagi masyarakat. Adapun kesenjangan sosial dan ekonomi yang sering kali bertentangan dengan prinsip-prinsip pancasila mulai menyebar di karenakan arus globalisasi. Untuk menjaga identitas nasional dan bersaing dengan dunia yang berkembang pancasila harus diperkuat dalam situasi ini.

Globalisasi tidak hanya menjadi peluang akan tetapi bisa menjadi ancaman bagi keutuhan bangsa. Dengan adanya arus informasi, kemajuan teknologi, dan integrasi ekonomi memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk maju dalam berbagai bidang, seperti perdagangan internasional, pendidikan, dan teknologi, sehingga bisa memungkinkan negara sendiri untuk bekerja sama dengan negara lain secara inklusif.

Sebaliknya, globalisasi dapat mengikis nilai-nilai luhur bangsa jika tidak didukung oleh ideologinya. Adanya budaya asing yang tidak terfliter menjadi pengaruh pola pikir bagi masyarakat terutama pada generasi muda, sehingga dapat mengancam identitas budaya dan moral bangsa. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami bagaimana pancasila dapat menyesuaikan diri dan tetap menjadi pedoman serata fondasi bagi masyarakat Indonesia di era yang terus berkembang ini.

Relevansi Pancasila di Era Globalisasi

Pancasila memiliki relevansi penting dalam menyeimbangkan prinsip spiritual, kemanusiaan, demokrasi, dan keadilan sosial. Pancasila memiliki fungsi sebagai pengimbang di era globalisasi ketika nilai-nilai asing seperti individualisme, materialisme, dan sekularisme semakin mendominasi. Adapun fondasi yang digunakan berdasarkan dengan 5 pancasila, dimana sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa memberikan fondasi kuat agar menjaga bangsa Indonesia untuk tetap mengutamakan etika dan moralitas dalam menghadapi perubahan dunia. Sila kedua dan kelima tentang keseimbangan dalam pembangunan yaitu menekankan kemanusiaan yang adil dan beradab serta keadilan sosial untuk semua orang, karena sering terjadi penyebab ketidak seimbangan sosial dan ekonomi yang lebih besa. Sedangkan sila ketiga dan keempat mendukung persatuan dan demokrasi yang berfungsi untuk menjaga masyarakat Bersatu ditengah Masyarakat yang beraneka ragam.

Seringkali, globalisasi menghasilkan homogenisasi budaya, di mana budaya lokal diubah oleh budaya luar, sehingga terancam dengan dominasi budaya global. Fenomena seperti gaya hidup konsumtif, individualisme, dan budaya populer global dapat melemahkan akar kebudayaan lokal dan mempercepat kehilangan identitas nasional. Dalam hal ini Pancasila memiliki fungsi menjaga jati diri bangsa.

Nilai nilai yang terkandung dalam pancasila berakar pada tradisi dan budaya lokal untuk menghormati keberagaman dan memperuat persatuan. Dengan adanya pancasila Indonesia memiliki tempat yang kuat untuk menyatukan kemajuan degan global tanpa kehilangan ciri budayanya. Di sisi lain, Pancasila juga mendorong harmoni antara modernitas dan tradisionalisme, sehingga menjadikan ideologi yang adaptif terhadap perubahan zaman dengan mempertahankan nilai nilai  sejarah bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun