Mohon tunggu...
Politik

Membongkar Kartel Sosmed Jokowi-Ahok

21 Februari 2017   11:27 Diperbarui: 21 Februari 2017   12:06 4559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: seword.com

Tulisan ini tidak bermaksud untuk menyerang pribadi, atau kelompok manapun. Hanya ingin mengungkap peran serta “tim social media” yang selama bertahun-tahun telah berhasil mensukseskan Jokowi-Ahok menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI, berhasil mengantarkan Jokowi menjadi presiden, sampai kepada militansi dan perjuangan mereka dalam mendukung Ahok di Pilkada DKI 2017 ini. Hal terpenting dari tulisan ini adalah ditulis berdasarkan fakta yang selama ini beredar di media, bukan asal cuap-cuap belaka.

Keberhasilan Jokowi menduduki RI-1 tidak bisa lepas dari jaringan social media yang membangun opini publik untuk mendapat simpati masyarakat. Begitu juga dengan Ahok, Jokowi-Ahok bak biji dan buah, selalu bersama dan tak terpisahkan. Salah satu jaringan social media yang mendukung Jokowi – Ahok ini kita kenal dengan sebutan Jasmev.

Apa itu Jasmev?

Jasmev adalah singkatan dari Jokowi Ahok Social Media Volunteer yang dibentuk pada tanggal 12 agustus 2012, yang diprakarsai oleh seorang wanita bernama Kartika Djoemadi yang saat itu bertugas untuk memenangkan Jokowi- Ahok di Pilkada DKI 2012.

Di Pilpres 2014 lalu, Jasmev kembali dimunculkan untuk mensukseskan Jokowi menjadi Presiden RI. Jasmev pun akhirnya sukses mengantarkan Jokowi menduduki  kursi RI 1. Sebagai tanda ucapan terima kasih dari Presiden Jokowi, Kartika Djoemadi, orang nomor 1 di Jasmev itu mendapat jatah kursi komisaris di perusahaan BUMN PT. Danareksa.  

Setelah berhasil mengantarkan Jokowi ke kursi RI 1, Jasmev kembali begerilya di Pilkada DKI 2017. Tak lain dan tak bukan, tujuan mereka adalah untuk mensukseskan Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta. Berbeda dengan Jasmev yang sebelumnya. Karena sang pemimpin Jasmev sudah aman, tentram, dan damai di kursi komisaris PT. Danareksa, kini, gerombolan tim media sosial Ahok yang manamakan diri jasmev 2017 itu dikomandani oleh salah satu kader Nasdem yang bernama Hariadhi. Menurut kabar yang beredar, saat ini Jasmev 2017 telah memiliki anggota sekitar 300 hingga 600 pasukan cyber.

Selain jasmev, ada tim sosial media lain yang dipasang untuk memoles citra Ahok di sosial media (social media organizer). Dia adalah Guntur Romli. Guntur Romli adalah seorang mantan santri salah satu pondok pesantren besar di Madura. Pesantren dengan sistem pendidikan modern tersebut terletak di desa Prenduan, Kabupaten Sumenep, Madura. Setelah lulus dari pesantren al-Amien, ia melanjutkan studinya ke Universitas al-Azhar, Mesir.

Setelah mengenyam pendidikan s1 di al-Azhar, Guntur Romli berkecimpung dan menjadi aktivis di Jaringan Islam Liberal (JIL). Karena pemikiran keislamannya yang kontroversial, ia banyak dibenci umat Islam. Bahkan, pada tahun 2008 Guntur Romli pernah digeruduk umat Islam hingga babak belur dan muka bonyok.

Kembali ke Tim Jokowi-Ahok. Selain fokus bergerak di media sosial, tim Jokowi-Ahok juga ada yang concern di web atau portal berita dan opini. Media yang akhir-akhir ini banyak dibicarakan publik adalah seword.com.

Apa itu seword.com ?

Seword.com adalah situs yang dibuat oleh seorang mantan santri bernama Alifurrahman S. Asyari. Alifurrahman memiliki almamater yang sama dengan Guntur Romli. Ya,  dia juga merupakan alumni pondok pesantren al-Amin Madura, di Tarbiyatul Mu’allimien al-Islamie (TMI) angkatan 2006-2007 dengan nama angkatan (marhalah) BRIBOZ.

Menurut pengakuannya, seword.com merupakan situs pendukung Jokowi-Ahok. Dalam situs tersebut, tak sedikit ditemukan artikel yang selalu mendewakan Jokowi maupun Ahok. Sebaliknya, tak sedikit pula dalam situs tersebut dimuat artikel yang menghantam lawan politik Jokowi dan Ahok.

Namun sayang seribu sayang, cara-cara yang digunakan dalam menghantam lawan politik Jokowi-Ahok tidak didasarkan dengan fakta yang ada. 90 penulis seword.com menulis dengan asal, tanpa memikirkan dampak yang terjadi setelahnya. Sekalipun Alif mengaku bahwa Seword merupakan portal opini, tapi selayaknya, penulisan opini juga harus didasarkan fakta, agar tidak terjadi fitnah dan sebaran kebencian. Bukan menulis dengan seenak jigongnya saja.

Akibatnya, seword.com kini telah dilaporkan ke Bareskrim Mabes Polri oleh Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Partai Perindo, dengan laporan telah memfitnah Hary Tanoe bersekongkol dengan Anies Baswedan dalam pendistribusian Kartu Indonesia Pintar (KIP) ketika Anies masih menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Budaya (Kemendigbud) .  Penulis opini berinisal AF, dan founder seword.com Alifurrahman terancam pasal berlapis. Pasal UU ITE dan pencemaran nama baik.

Pertama, UU ITE dengan ancama hukuman 4 tahun penjara dan denda 750 juta. Kedua, karena tulisan opini yang dijadikan alat bukti oleh pihak pelapor (LBH Perindo) telah dihapus oleh admin atau operator, maka seword.com dianggap telah menghilangkan alat bukti. Ia dikenakan pasal 233 KUHP, dengan ancaman 4 tahun penjara. Ketiga, pasal 33 dan 34 UU ITE karena seaword.com menyediakan fasilitas untuk menulis opini yang mengandung fitnah terhadap Hary Tanoe, Anies Baswedan dan Partai Perindo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun