Mohon tunggu...
Novi Kristina
Novi Kristina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas PalangkaRaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hobi Saya yaitu Membaca, mendengar musik, dan menonton

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penjelasan Terkait tentang Pasar Monopolistik dan Pasar Oligopoli

1 Desember 2022   15:10 Diperbarui: 1 Desember 2022   15:25 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

1. Memiliki Jumlah Produsen atau Penjual yang Sangat Banyak

Produsen yang ada di dalam pasar monopolistik sangatlah beragam dan berjumlah banyak. Sehingga tiap penjual atau produsen harus merasa puas dengan pembagian pasar ataupun market share yang relatif kecil. Tak hanya itu saja, penjual yang ada di dalam pasar monopolistik tidak mempunyai kekuasaan secara penuh untuk menentukan harga di pasaran.

Hal tersebut berkaitan dengan jumlah penjual yang cukup banyak. Sehingga muncul berbagai kesulitan terkait koordinasi antar produsen atau penjual. Jadi kolusi harga hampir tidak bisa dilakukan. Setiap pemilik usaha harus selalu aktif mencari target pasarnya sendiri.


2. Diferensiasi Produk

Diferensiasi produk yang dimaksud disini adalah produk yang serupa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Kita bisa melihat perbedaan tersebut dari bentuk, ukuran, corak, kualitas, dan lainnya. Setiap produsen akan memberikan ciri khas dan sentuhan khusus pada produk yang dihasilkan. Seperti halnya pabrikan apparel dan juga alat-alat olahraga seperti Nike, Adidas, Fila, Skechers, dan juga Puma mempunyai produk yang serupa. Dimana semua perusahaan tersebut mengeluarkan jenis sepatu yang sama. Tapi produk yang mereka hasilkan memiliki karakteristik dan ciri masing-masing.

Oleh karena itu, setiap perusahaan atau produsen tidak bisa seenaknya sendiri menentukan harga pasaran, baik itu menurunkan ataupun menaikkan harga. Apabila salah satu produsen berusaha untuk merusak harga pasar, maka hal itu secara otomatis akan diikuti oleh produsen lainnya. Akan tetapi, para produsen tetap tidak bisa menaikkan harga produk. Sebab, jika ada yang nekat menaikkan harga namun kompetitor tetap mempertahankan harga sebelumnya, maka perusahaan tadi akan mengalami kerugian.

3. Persaingan Produsen Tidak Berdasar Pada Harga

Di dalam pasar persaingan monopolistik, produsen atau penjual cenderung tidak bisa mempermainkan harga di pasaran. Kecuali ada suatu konsensus yang dilakukan secara bersamaan dengan produsen lainnya. Oleh karena itu, persaingan yang terjadi di dalam sistem pasar ini lebih mengarah kepada desain, kualitas, marketing, dan kelebihan dari masing-masing produk.

Kalaupun ada yang ingin bermain harga, misalnya saja ada produsen yang ingin menetapkan harga tinggi untuk produk yang ditawarkannya, maka produsen tersebut harus bisa meyakinkan para konsumen terkait kualitas dan juga keunggulan dari produk tersebut dibandingkan dengan produk serupa milik kompetitor.

4. Kebebasan Produsen Baru Untuk Keluar dan Masuk Pasar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun