Mohon tunggu...
Novika Sari
Novika Sari Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Harapan Besar Orangtua pada Pendidikan bagi Anak dengan Autisme

8 Desember 2022   13:09 Diperbarui: 8 Desember 2022   13:14 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Anak dengan spektrum autisme merupakan salah satu anak berkebutuhan khusus yang mulai mendapat perhatian dari masyarakat. Dalam bidang pendidikan, pemerintah sudah menjamin dan memberikan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak dengan autisme. Berbagai bentuk pendidikan difasilitasi baik dari negeri hingga swasta, mulai dari pra sekolah, SD, SMP, SMA, SMK atau setara dengannya.

Sekolah yang tersedia di masyarakat juga beragam, mulai dari sekolah segregasi, integrasi atau inklusi. Baik dari sekolah yang dikhususkan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), sekolah khusus autis, bahkan sekolah umum yang juga memberikan layanan bagi siswa dengan autisme. Berbagai upaya dilakukan untuk memberikan pendidikan yang layak sebagai pemenuhan bagi Hak anak-anak dengan autisme.

Bagaiamana mengenal anak dengan autisme?

Pada periode tahun 2020-2021 berdasarkan data kementrian kesehatan terdata sebanyak 5.530 kasus gangguan perkembangan pada anak, termasuk di dalammnya adalah gangguan spektrum autisme yang mendapatkan layanan di puskesmas. Dalam sebuah seminar pada tahun 2022, dr.Maria Endang Sumiwi,M.Ph selaku direktur kesehatan masyarakat menyampaikan jumlah penderita gangguan spektrum autisme di Indonesia diperkirakan mengalami peningkatan 500 orang setiap tahunnya.  

Greenspan dan Wieder (2006) menjelaskan bahwa autis adalah suatu gangguan perkembangan yang komplek melibatkan keterlambatan dan masalah dalam interaksi sosial, bahasa, dan berbagai kemampuan emosional, kognitif, motorik dan sensorik. Joko Y (dalam Wiyani, 2014) menjelaskan terdapat tiga gangguan utama pada penyandang autisme yaitu gangguan interaksi sosial, gangguan komunikasi dan gangguan perilaku yang saling berkaitan. Kondisi autisme yang disandang oleh anak biasanya mengakibatkan berbagai masalah perkembangan yang kompleks. Namun untuk mengenal dan membedakannya dengan masalah perkembangan yang biasa muncul pada anak umumnya adalah pada tiga permasalahan utama yaitu gangguan interaksi sosial, gangguan komunikasi dan perilaku.

Medeteksi anak memiliki spektrum autisme dapat diwaspadai sedini mungkin yaitu dengan memperhatikan kondisi perkembangan anak. Cara awal mewaspadai anak memiliki spektrum autisme adalah apabila bayi atau balita (bayi di bawah lima tahun) tidak memberikan respon ketika namanya di panggil atau diajak berkomunikasi. Hal ini bisa saja menjadi tanda awal anak mengalami autisme, meskipun tidak menutup kemungkinan terdapat masalah perkembangan lain seperti masalah pendengaran. Anak dengan autisme biasanya akan mengalami kemunduran perkembangan bahasa pada usia 2 hingga 3 tahun. Pada rentang usia 2-3 tahun, umumnya anak akan menguasi beberapa kosa kata. Namun pada anak dengan autisme biasanya perbendaharaan kosa kata yang ada justru akan berkurang dan terjadi masalah komunikasi hingga interaksi sosial. Ciri khusus yang menandai anak memiliki autisme adalah mereka selalu menghindari kontak mata. Maka penting bagi setiap orangtua untuk memperhatikan tahapan perkembangan setiap anaknya.

Apakah Autisme Bisa sembuh?

Sejak 2016 saya menjadi praktisi pendidikan yang mendapatkan kesempatan untuk mengajar siswa dengan autisme mulai jenjang sd di SLB. Kondisi ini menjadikan saya sering berinteraksi bahkan melakukan asesmen kepada keluarga yang memiliki anak dengan autisme. Rata-rata pertanyaan yang sering ditemui dari orangtua atau keluarga anak dengan autisme adalah “apakah anak kami bisa sembuh?” atau “apakah anak kami bisa hidup seperti anak pada umumnya?”. Pertanyaa-pertanyaan tersebut tentu saja bukan hanya menjadi menyentuh hati tapi juga menjadi PR (pekerjaan rumah) yang harus mampu untuk dijawab sebagai pelayan pendidikan bagi anak dengan autisme.

Mudjito, dkk (2014) menjelaskan bahwa autisme merupakan gangguan tumbuh kembang yang kompleks dan berat, yang akan dialami anak seumur hidup. Menurut Desiningrum (2016) anak yang autis akan tumbuh dan berkembang dengan cara yang berbeda dibandingkan dengan anak-anak normal lainnya. Berdasarkan landasan tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa autisme bukan merupakan penyakit yang dapat disembuhkan. Hal ini dikarenakan autisme merupakan kondisi gangguan sistem syaraf yang mengakibatkan munculnya gangguan-gangguan perkembangan terutama pada masalah sosial dan perilaku.

Bagaimana penanganan anak dengan autisme?

Meskipun bukan merupakan penyakit yang dapat disembuhkan namun kondisi autisme bisa diperbaiki dengan beberapa penanganan. Mendeteksi kondisi autisme yang dialami anak sedini mungkin dapat membantu orangtua untuk segera memberikan pelayanan yang sesuai kepada anak dengan autisme. Semakin dini penanganan yang diberikan maka akan semakin cepat bagi anak dengan autisme untuk mengejar ketertinggalan kondisi perkembangan yang dihadapinya, sehingga jarak perkembangan dengan milestone yang ada akan semakin pendek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun