Konsultan tipe ini umumnya hanya bekerja dalam periode waktu tertentu dan sesuai dengan kebutuhan, termasuk kebutuhan yang sangat mendesak di waktu tertentu. Konsultan tipe ini umumnya dipekerjakan untuk memenuhi keahlian tertentu yang tidak dimiliki oleh para staf reguler.
Bisa juga, konsultan tipe ini dipekerjakan untuk membantu pekerjaan para staf reguler yang tidak lagi terbendung banyaknya. Alhasil, bantuan sementara dari pihak luar sangat dibutuhkan dan untuk itulah seorang konsultan dipekerjakan.
Alasan lainnya bisa jadi karena objektivitas. Karena statusnya yang merupakah pihak eksternal, konsultan tipe ini disinyalir tidak banyak mengetahui seluk-beluk lembaga yang menaunginya.
Lingkup kerja yang dilakukannya diharapkan bersifat netral atau obyektif, agar tidak bias di salah satu sisi. Hal-hal ini, misalnya, cukup umum dijumpai di profesi konsultan pengawasan dan evaluasi serta konsultan pembuat kebijakan.
Konsultan eksternal juga dibutuhkan untuk memenuhi pekerjaan yang terjadi dalam jangka pendek (temporer). Tak jarang jika seorang konsultan bisa mengerjakan lebih dari satu proyek dalam waktu yang bersamaan.
Perhitungan gaji konsultan
Secara pendapatan, pendapatan profesi ini rata-rata dihitung secara harian, bukan bulanan seperti layaknya staf reguler.
Kesepakatan tarif harian ini tentu disepakati antara kedua pihak yang tentunya mempertimbangkan dari segi kualifikasi konsultan dan disesuaikan dengan anggaran lembaga yang menaungi.
Baik eksternal maupun internal, profesi konsultan akan memperhitungkan tarif harian dikalikan dengan jumlah hari bekerja yang tertuang dalam kontrak.
Dan bagi konsultan eksternal, sistem pembayarannya pun harus melalui pelaporan yang menyertakan agenda kerja yang dilakukan setiap harinya (seperti jurnal kerja) serta menyertakan hasil dari pekerjaan sebagai bukti dari proses bekerjanya.
Umumnya, setiap lembaga memiliki regulasinya masing-masing, kapan para konsultan ini harus menyerahkan jurnal hariannya sebagai klaim untuk memperoleh gaji.