Mohon tunggu...
Novi Setyowati
Novi Setyowati Mohon Tunggu... Lainnya - berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

5 Tantangan Berpuasa Saat Musim Panas di Eropa

12 April 2021   22:26 Diperbarui: 13 April 2021   08:31 3940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Masjid (Sumber gambar: Pixabay/chiplanay)

Dan karena berada di negara non-muslim, jatuhnya bulan Ramadhan pun tak berpengaruh terhadap kegiatan-kegiatan lainnya. Semua kegiatan berjalan seperti biasa, yang artinya kita harus pintar-pintar menjaga kekuatan tubuh agar tak lunglai saat beraktivitas.

Tahun 2019, saya sempat menghadiri konferensi saat bulan Ramadhan. Konferensi ini wajib sifatnya dan tentu saja saya sempat khawatir bagaimana dengan puasa saya jika harus menghadiri konferensi selama 3 hari lamanya.

Beruntung, pihak panitia mengetahui bahwa saat itu bertepatan dengan bulan Ramadhan bagi kami yang beragama Islam. Dan beruntung pula saya bertemu dengan beberapa peserta yang juga dari Indonesia serta negara Islam lainnya.

Panitia pun memberikan toleransi dengan menyediakan sajian tersendiri untuk kami saat waktu berbuka di malam hari dan juga membolehkan kami untuk membawa pulang sajian ringan yang disajikan di waktu istirahat siang dan sore hari.

Karena waktu puasa yang sangat lama, cuaca yang terik, waktu tidur yang kurang, serta kegiatan konferensi yang padat, beberapa teman muslim saya memilih untuk tak melanjutkan puasa di hari kedua dan ketiga konferensi. 

Saya sangat memaklumi hal tersebut, karena bahkan saat menjelang sore hari, mereka benar-benar terlihat pucat dan kelelahan. Saya sendiri juga sempat masuk angin dan tidak bisa mencerna makanan dengan baik saat berbuka puasa di hari kedua konferensi.

3. Tarawih di rumah saja

Ilustrasi Shalat (Sumber gambar: Pixabay/adelbayoumi)
Ilustrasi Shalat (Sumber gambar: Pixabay/adelbayoumi)
Meski belum pandemi, saat puasa Ramadhan di negeri empat musim, saya selalu shalat tarawih di rumah saja. Bukan karena tidak ada masjid, tapi karena waktu shalat yang terlalu malam. 

Bayangkan saja, jika waktu Isya tiba pukul 23.00, itu artinya saya harus ke Masjid juga hampir tengah malam. Dan lokasi Masjid tidak selalu dekat dengan tempat tinggal, karena jumlahnya tidaklah banyak.

Awal-awal pasti sedih, karena tidak bisa shalat tarawih berjamaah seperti di Indonesia. Tapi, karena faktor keamanan, saya lebih memilih untuk shalat tarawih di rumah saja agar tak perlu keluar rumah saat tengah malam. 

4. Godaan makanan dan minuman di semua sudut tempat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun