Mohon tunggu...
Novi Herolin
Novi Herolin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sel Hewan dan Sel Tumbuhan Manakah yang Memiliki Ketahanan yang Lebih Lama?

29 Agustus 2018   22:45 Diperbarui: 29 Agustus 2018   23:38 1129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kita pasti sering mendengar istilah sel, sel merupakan unit fungsional terkecil makhluk hidup yang menjadi komponen dasar penyusun tubuh makhluk hidup. Mengapa sel merupakan unit fungsional? Karena sel melakukan suatu fungsi kehidupan, seperti sintesis protein yang berhubungan dengan pembentukan sifat morfologis dan fisiologis, reproduksi dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, melakukan respon dan pemanfaatan energi. Sel dapat mewariskan sifat genetik dari satu generasi ke generasi berikutnya. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Sel dapat berfungsi asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Selama pertumbuhan, sel akan berubah seiring dengan perkembangannya untuk menyesuaikan diri dengan fungsinya.

            Dahulu sel diyakini oleh para ahli sebagai penyusun makhluk hidup yang paling kecil. Namun sekarang sudah tidak lagi karena atom lah yang merupakan penyusun yang paling kecil. Itu saja di dalam atom masih terdapat elektron, neutron, dan proton. Yang kemudian menyusun suatu molekul yang kemudian menyusun lagi suatu sel.

            Sel dilihat pertama kali oleh Aristoteles yang hidup pada tahun 384 sampai 322 SM. Dia kemudian menyatakan bahwa semua makhluk hidup tersusun dari suatu unit struktural yang mempengaruhi kehidupan suatu organisme. Pada saat itu belum dikenal kata "sel" dari unit struktural tersebut.

Robert Hooke adalah orang yang pertama kali berhasil menamakan unit struktural tersebut sebagai "sel". Dari semua investigator yang mempelajari tentang sel pada tahun 1665 sampai dengan 1831 tidak ada satupun yang dapat menyimpulkan bahwa benda tersebut tersusun dari unit-unit yang serupa.

Penemuan tentang sel semakin berkembang ketika Antonie Van Leeuwenhoek menjadi orang yang pertama kali melihat sel hidup dari alga Spirogyra dan bakteri dengan menggunakan mikroskop pada tahun 1674. Sejak saat itu, para ilmuan berlomba – lomba untuk melakukan percobaan tentang sel.

Pada tahun 1938 sampai 1939 M, dua orang ahli biologis yaitu M. J. Schleiden yang merupakan seorang ahli botani dan Theodore Schwann yang merupakan seorang ahli zoologi berhasil mendefinisikan secara jelas megngenai sel. Menurut mereka, sel adalah unit struktural dan unit fungsional dari suatu organisme yang hidup.

Kemudian sejak tahun 1955, mulai berkembang teori sel modern, yaitu: sel adalah unit struktural dari makhluk hidup, sel adalah unit fungsional dari makhluk hidup, sel adalah pembawa sifat dari makhluk, dan sel baru berasal dari sel itu sendiri melalui pembelahan sel.

            Penelitian-penelitian di bidang biologi sel terus berkembang sehingga berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah di lakukan dapat ditemukan sejumlah kesimpulan yang penting, yaitu setiap sel terbentuk atau berasal dari pembelahan sel yang sudah ada; terdapat kesamaan yang mendasar dalam hal aktivitas metabolisme dan komposisi kimia; dan fungsi makhluk hidup secara keseluruhan ditentukan oleh aktivitas serta interaksi dari unit- unit sel yang ada.

Secara umum setiap sel memiliki membran sel, sitoplasma, dan inti sel (nukleus). Sitoplasma adalah cairan yang terletak di dalam sel, yang terdiri atas sitolsol (cairan sel) dan organela terdapat juga ribosom yang memiliki fungsi yang saling terorganisasi untuk mendukung kehidupan sel. Organel memiliki struktur terpisah dari sitosol, sehingga memungkinkan terjadinya reaksi yang tidak mungkin berlangsung di sitosol. Sitoplasma juga mempunyai jaringan kerangka yang mendukung bentuk sitoplasma sehingga tidak mudah berubah bentuk. Organel-organel yang ditemukan pada sitoplasma adalah mitokondria, badan golgi, retikulum endoplasma, plastida (khusus tumbuhan, mencakup leukoplas, kloroplas, dan kromoplas), dan vakuola (khusus tumbuhan).

Pada level molekular, perkembangan sel dikendalikan melalui proses pembelahan sel, diferensiasi sel, morfogenesis, dan apoptosis. Tiap proses, diaktivasi secara genetik pada awalnya sebelum sel tersebut dapat menerima sinyal mitogenik dari lingkungan di luar sel.

Sel mempunyai kemampuan untuk membelah atau berkembang biak dengan menghasilkan sel baru yang mempunyai sifat yang sama dengan induknya. Sifat menurun akan muncul sebagai konsekuensi dari adanya kelanjutan genetik dari sel melalui pembelahan. Siklus sel adalah fungsi sel yang paling mendasar berupa proses duplikasi secara akurat untuk menghasilkan sejumlah besar DNA kromosom dan mendukung untuk menghasilkan dua sel baru yang identik terhadap induknya secara genetik. Proses ini berlangsung secara terus-menerus dan berulang-ulang. Pertumbuhan dan perkembangan sel tidak lepas dari siklus kehidupan yang dialami oleh sel untuk tetap bertahan hidup. Siklus sel dapat mengatur pertumbuhan dan perkembangan sel. Pertumbuhan sel diatur dengan cara meregulasi waktu pembelahan. Sedangkan perkembangan sel diatur dengan cara menentukan jumlah ekspresi atau translasi gen pada masing-masing sel yang menentukan diferensiasinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun