Mohon tunggu...
Novientyaga Sekar
Novientyaga Sekar Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa FISIP UAJY Jurusan Ilmu Komunikasi

Semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Once You Lie, You Die" ujar Siswo Pramono dalam Diplomasi Publik Indonesia di Jerman

3 Oktober 2020   14:53 Diperbarui: 3 Oktober 2020   14:58 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu diplomasi publik yang dilakukan Indonesia adalah dengan Jerman untuk membahas tentang kerja sama yang akan dilakukan oleh Indonesia dan Jerman. 

Dilansir dari antaranews.com (2013), praktik diplomasi publik Indonesia yang dilakukan pada saat kuliah umum di Technische Universitat (TU) Ilmenau disampaikan oleh Wakil Duta Besar RI, Siswo Pramono. 

Acara tersebut diadakan oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Technische-Ilmenau. Kuliah umum tersebut tidak hanya diikuti oleh para mahasiswa dari Indonesia saja, namun juga ada dari negara lain seperti China, Rusia, Pakistan, Thailand, Vietnam, dan lainnya.

Diplomasi publik yang baik memiliki sebuah tujuan yaitu agar saling tercipta hubungan dan juga pengertian yang sama antara pihak-pihak yang terkait dalam proses pertukuran komunikasi sehingga nantinya dapat bekerja sama (McPhail, 2014). 

Menurut Siswo Pramono pada diplomasi publik tersebut berpendapat bahwa "once you lie, you die" yang ditambah dengan adanya kemajuan tekonologi dan informasi, maka seharusnya dapat memberikan informasi tentang kondisi atau permasalahan yang ada dengan terus terang dan apa adanya. Selain itu dibutuhkan juga peran pemerintah dalam menanggapi kasus permasalahan tersebut. Maka agar hubungan dan kerja sama dapat berjalan dengan baik, pihak terkait harus dapat memberikan informasi yang sebenarnya tentang kondisi suatu negara untuk membangun hubungan dan juga pengertian tentang negara yang akan menjalin hubungan dan kerjasama.

Beliau juga menyebutkan beberapa hal yang menjadikan fokus untuk Indonesia dalam menjalin hubungan dengan Jerman. Delapan hal yang menjadi fokus antara lain yaitu perdagangan, pendidikan, riset dan teknologi, kesehatan, pertahanan, ketahanan pangan, ketahanan energi, dan transportasi atau logistik. Beliau juga memberikan penjelasan bahwa pemerintah Indonesia dan pemerintah Jerman memiliki hubungan dengan baik, sehingga dapat menceritakan hal baik Indonesia kepada publik Jerman. 

Selain itu juga, beliau menjelaskan tentang Indonesia yang banyak mengimpor senjata, menurutnya pemerintah harus meyakinkan investor akan rasa aman saat mengirimkan melalui jalur maritim NKRI, hal tersebut juga merupakan sebuah strategi agar iklim investasi dan perdagangan dapat tercipta secara kondusif. Indonesia juga membuat strategi dalam melakukan diplomasi seperti memilih pembicara yang tepat sesuai dengan forum.  

Pernyataan yang telah diajukan oleh beliau tentang fokus Indonesia dalam menjalin hubungan dengan Jerman, menggambarkan tentang prinsip diplomasi publik yaitu keterbukaan dan adanya interaksi yang menjangkau secara langsung untuk masyarakat global melalui berita maupun opini (McPhail, 2014). Keterbukaan yang dimaksud adalah tentang keadaan suatu kondisi negara agar kerjasama yang akan dibangun dapat berjalan dengan baik, sehingga nantinya informasi-informasi yang di dapat dari negara-negara yang akan menjalin hubungan dan bekerja sama merupakan sebuah informasi yang memiliki kejelasan. 

Seperti pada yang dikatakan beliau diatas "once you lie, you die" (begitu anda berbohong, anda mati), jika ada suatu kebohongan maka akan mati atau tidak dapat kepercayaan, sehingga kejelasan tentang kondisi atau permasalahan suatu negara merupakan sebuah hal yang penting agar pihak terkait dapat saling mengerti dan juga bekerja sama dengan baik. #komglob06

DAFTAR PUSTAKA

Antaranews.com. (2013, 29 November). Praktik diplomasi publik indonesia di jerman. Diakses dari https://www.antaranews.com/berita/407237/praktik-diplomasi-publik-indonesia-di-jerman 

Mc. Phail, T. (2014). Global communication: theories, stakeholders, and trend. UK: Wiley Blackwell.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun