sampah....sampah....sampah....hmmmm sepertinya masalah klise lingkungan yang selalu menjadi momok bagi suatu kawasan dan masyarakatnya. Sampah terus berproduksi sedangan pembuangan dan pengolahannya masih secara konvensial. Hanya mengandalkan uluran tangan pemerintah untuk mengolahnya. Oleh karena itu, perlu suatu inovasi dalam pengolahan sampah yang mampu memberikan suatu nilai manfaat lebih dan bisa digunakan kembali. Melalui pengolahan sampah sistem 3R walaupun konsep klasik tapi terbukti mampu memberikan manfaat yang signifikan bagi keberlangsungan lingkungan hidup. Salah satu bentuk implementasi 3R berupa konsep Ecobrick.Â
Ecobrick merupakan cara utilisasi sampah-sampah non biological yang diubah menjadi bagian-bagian kecil (brick) lalu dimasukkan ke dalam botol plastik. Dengan Ecobrick, sampah-sampah plastik akan tersimpan dan terjaga di dalam botol sehingga tidak perlu dibakar, menggunung dan tertimbun. Fungsi dari Ecobrick bukan untuk menghancurkan sampah plastik, melainkan untuk memperpanjang usia plastik-plastik tersebut dan mengolahnya menjadi sesuatu yang berguna, yang bisa dipergunakan bagi kepentingan manusia pada umumnya. Ecobrick dapat dipergunakan sebagai furniture rumah tangga seperti meja, kursi, bahkan dinding pembatas.Â
Produksi sampah di Kabupaten Klaten mencapai sekitar 160 ton per hari. Hal itu dengan estimasi satu orang menghasilkan 3 ons sampah, dari 1,3 juta total penduduk di Klaten. Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya kegiatan implementasi praktik pengolahan sampah 3R melalui Ecobrick dalam peningkatan fungsi estetika di Desa Wisata Kampoeng Loempang Ngerangan Kabupaten Klaten diharapkan menjadi suatu solusi nyata dalam penerapan teknologi tepat guna dalam pengolahan sampah dengan system 3R.
Kegiatan pengabdian ini dilakukan oleh Tim Dosen Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Undip Semarang yang berlokasi di Desa Wisata Kampoeng Loempang Ngerangan Kabupaten Klaten dengan manfaatkan dana Hibah RKAT FT Undip Tahun Anggaran 2o21. Desa Wisata Kampoeng Loempang ini diprakarsai oleh Ketua Bumdes Ngerangan yaitu Bapak Gunadi, Spd.I yang sangat giat dalam memberdayakan masyarakat di Kampoeng Loempang untuk memiliki usaha kuliner. Puluhan usaha dengan ciri khas makanan tiwul (olahan singkong) sebagai kuliner utama. berkat kegigihan pak Gunadi maka Kampoeng Loempang dapat maju dengan pesat. kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk mengimplementasikan edukasi praktik pengolahan sampah 3R melalui Ecobrick dalam peningkatan fungsi estetika. Tim pengabdian ini di ketuai oleh Novia Sari Ristianti, ST, MT beserta tim terdiri dari Dr. Ir. Retno Widjajanti, MT , Dr. Ir. Rina Kurniati, MT serta Ir. Nurini, MT. Tim kami melakukan kegiatan pengabdian dalam empat tahapan kegiatan.
Tahap pertama berupa sosialisasi. pada tahap ini disosialisasikan kepada masyarakat Kampoeng Loempang mengenai bahaya sampah, pengolahan sampah 3R, teknik dan prinsip pembuatan Ecobrick dan hasil pemanfaatan Ecobrick. diharapkan pada sosialisasi ini maka masyakarat dapat memhami pentingnya pembuatan ecobrick dalam mengurangsi sampah dan bisa dimanfaatkan sebagai bahan subtitusi konstruksi bangunan.Â
TIM PENGABDIAN DOSEN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA